Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek

Selamat Datang di Blog Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek

Kamis, 07 Februari 2019

Kisah Panglima Perang yang Dipecat

Khalid bin Walid (585–642) adalah seorang panglima perang pasukan Islam yang sangat dikenal dalam memori sejarah umat Islam di sluruh dunia. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Islam mengalami kemenangan-kemenangan yang gemilang. 

Panglima yang dikenal sebagai pedang Allah ini adalah sahabat Nabi Muhammad  yang diangkat menjadi panglima ketika Khalifah Abu Bakar. Hampir semua tentara Muslim gembira dengan penunjukan itu. Selama ini memang Khalid bin Walid adalah seorang pemimpin di lapangan yang tepat. Sejak kecil, Khalid dikenal sebagai seorang yang keras. 

Padahal ia dibesarkan dari sebuah keluarga yang kaya. Sejak usia dini, ia menceburkan dirinya ke dalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. 

Dia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang. Hanya Khalid bin Walid lah seorang yang pernah memporak-porandakan pasukan kaum muslimin, semasa ia masih belum memeluk Islam dalam perang Uhud.

Pada masa Abu Bakar, Khalid mendapat yang membawahi pasukan sebanyak 46.000 orang tersebut harus menghadapi 240.000 tentara Bizantium. Peristiwa tersebut dikenal sebagai perang Yarmuk. Dan umat Islam memenangkannya. 

Di tengah berkecamuknya pertempuran ini, Khalid bin walid mendapat surat yang memberitahukan bahwa Abu Bakar Shiddiq telah wafat. Khalifah digantikan sahabat Umar bin Khatab. Surat itu juga menyatakan pemecatan Khalid bin Walid sebagai komandan pasukan sebagai penggantinya adalah Abu Ubaidah.

Berita ini dirahasiakan Khalid bin Walid supaya tidak terjadi goncangan di kalangan pasukan umat Islam.


Sumber : NU Online
Share:
Mengabdi Tanpa Batas, Berjuang Tanpa Lelah - Jiwa Ansor Menjaga Marwah Nahdlatul Ulama


Pengabdian adalah jalan panjang tanpa pamrih, di mana langkah kaki bukan semata-mata demi pujian, melainkan demi tegaknya nilai kebaikan dan terjaganya warisan perjuangan.


Di Gerakan Pemuda Ansor, setiap Keringat adalah Saksi, setiap Lelah adalah Amal, dan setiap Ikhtiar adalah Bukti Cinta kepada Agama, Bangsa, dan Tanah Air.


Jangan hitung apa yang telah diberikan, tapi hitunglah berapa banyak yang masih bisa diperjuangkan. Karena di medan dakwah dan pengabdian, hanya mereka yang berhati ikhlas dan berjiwa baja yang mampu bertahan.

Teruslah menyalakan Obor Semangat, sebab Ansor bukan hanya Nama, tapi Jiwa yang menanamkan Nilai 'Hubbul Wathan Minal Iman' dalam setiap Denyut Kehidupan

Terjemahkan

Sekolah Administrasi

Trenggalek, 5 Juli 2025 — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrad...

Arsip Blog

Pengunjung

Sahabat Kita