GP Ansor Dan Tantangan Kehidupan Milenial
http://www.ansortrenggalek.or.id/2019/10/gp-ansor-dan-tantangan-kehidupan.html
Oleh : Habib Wakidatul
Ihtiar*
Gerakan
Pemuda (GP) Ansor adalah organisasi pemuda yang berada di bawah naungan
Nahdlatul Ulama (NU). GP Ansor didirikan
pada 10 Muharam 1353 H yang bertepatan dengan tanggal 24 April 1934 di
Banyuwangi Jawa Timur. GP Ansor merupakan badan otonom (banom) NU yang
mengemban tugas sebagai wadah dan sarana bagi generasi muda dalam rangka
memperjuangkan dakwah Islam Ahlu Sunnah
wal Jama’ah dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Berdasarkan
Peraturan Dasar GP Ansor Bab III pasal 4, terdapat tiga tujuan strategis
berdirinya GP Ansor yaitu :
- Membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat, terampil, patriotik, ikhlas dan beramal shalih.
- Menegakkan ajaran Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, berkemakmuran, berkemanusiaan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridhoi Allah SWT.
(Lihat PD-PRT GP Ansor)
Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya dan kerja keras, serta
kontribusi nyata seluruh kader di dalamnya. Hal ini merupakan tanggung jawab
bersama yang harus dilaksanakan dengan penuh khidmad. Tentu saja, dalam setiap
gerakannya, GP Ansor selalu memperhatikan nasihat dan wejangan dari para kiai.
Sehingga, proses menuju pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik
dan penuh berkah.
Dewasa
ini, GP Ansor, dan seluruh elemen bangsa, tengah dihadapkan pada satu kondisi
“baru” dalam tatanan kehidupan masyarakat. Baik dalam wilayah kehidupan
beragama maupun bernegara. Kondisi ini lebih popular dengan sebutan era
kehidupan milenial.
Pertanyaan
mendasar pun kemudian muncul. Bagaimakah kehidupan milenial itu? Akankah
membawa pengaruh bagi kehidupan di Indonesia?
Untuk
mendapatkan jawaban yang komprehensif tentu harus melalui riset/penelitian dan
perenungan yang mendalam. Tetapi, jika ditelaah secara kasat mata, paling tidak
kita dapat menjawabnya dari berbagai gejala dan tantangan yang muncul
akhir-akhir ini.
Kehidupan milenial merupakan
satu fase kehidupan manusia- beserta sistem yang dijalankannya- yang lebih
modern dan kontemporer dari peradaban sebelumnya karena adanya infiltrasi
teknologi dan kebudayaan modern. Kondisi milenial ini sangat erat kaitannya dengan
pola kehidupan generasi bangsa saat ini. Bahkan tidak sedikit yang
“mengagungkan” segala hal yang berbau milenialitas.
Memang
harus diakui, arus milenialitas memberikan sumbangan positif bagi kehidupan
masyarakat luas. Seseorang dapat bergerak dari suatu era klasik menuju era
modern yang lebih maju. Namun, yang wajib wajib dicermati selanjutnya adalah
banyaknya tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh generasi bangsa, khususnya
kader-kader GP Ansor, di tengah dinamika kehidupan milenial ini. Berbagai
tantangan tersebut antara lain :
- Munculnya benih-benih intoleransi
- Maraknya tindakan radikalisme
- Banyaknya ujaran kebencian dan berita bohong (hoax) di media sosial
- Perselisihan antar kelompok pemuda, dan
- Derasnya arus perkembangan teknologi
Tantangan-tantangan
tersebut menjadi fenomena yang nyata dan amat sangat terasa dampaknya. Sebagai
organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, GP Ansor memegang peran strategis
guna menjawab berbagai tantangan yang muncul. Apalagi, GP Ansor memiliki segudang
sumber daya yang mumpuni dan berkompeten. Kader-kader GP Ansor banyak tersebar
dan menempati posisi strategis, baik di pemerintahan, dunia pendidikan, maupun
di lingkungan masyarakat.
Beberapa
peran strategis yang dapat dan harus dijalankan oleh GP Ansor pada era
kehidupan milenial saat ini ialah sebagai berikut :
Pertama, aktif menjaga dan mengkampanyekan Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Di tengah
maraknya tindakan radikalisme atas nama agama, GP Ansor harus aktif meng-counter gerakan tersebut dengan
mengkampanyekan Islam Ahlu Sunnah wal
Jama’ah yang rahmatan lil ‘alamin. Ajaran
Islam yang mulia harus disampaikan dengan cara yang juga mulia. Caranya bisa
melalui dakwa turba ke masyarakat, seminar/diskusi, kajian-kajian, dan
menciptakan karya-karya yang positif, seperti artikel/tulisan, gambar, atau video
tentang kemuliaan Islam.
Kedua, terus menjadi garda terdepan membela bangsa dan
negara. GP Ansor memiliki semboyan yang menjadi landasan kuat bela negara yakni
cinta tanah air adalah sebagaian dari iman. Hal ini sesungguhnya telah
dibuktikan oleh GP Ansor, baik melalui tindakan fisik maupun wacana pemikiran.
Fakta sejarah telah membuktikan peran besar GP Ansor dalam berjuang mengusir
penjajah dan perongrong NKRI. Dan komitmen ini harus terus digalakkan dan
ditingkatkan.
Ketiga, aktif merajut ukhuwah dan memupuk toleransi. GP Ansor
memiliki peran besar dalam mewujudkan kehidupan yang rukun, damai dan saling
menghormati sesama anak bangsa. Mengingat kader-kader GP Ansor banyak tersebar
di seluruh wilayah di Indonesia, sehingga mempunyai kesempatan luas untuk
berinteraksi dengan seluruh elemen bangsa. Hal ini sebagai pengejawantahan dari
pada ajaran uhkuwah islamiyah, ukhuwah
wathaniyah dan ukhuwah basyariah.
Keempat, selektif terhadap arus modernitas dan perkembangan
teknologi. GP Ansor harus aktif merealisasikan prinsip al-mukhafadzatu ‘alal qadimi shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (mempertahankan
tradisi lama yang baik dan menyerap tradisi baru yang lebih baik). Arus
modernitas dan perkembangan teknologi tentu tidak dapat dihindari. Namun, upaya
selektif dan penyaringan terhadap arus tersebut menjadi poin terpenting untuk
dilakukan. Sehingga nilai positif atas hal-hal baru dapat diserap tanpa
menghilangkan tradisi luhur yang telah membumi.
GP Ansor
memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam fase kehidupan milenial dewasa
ini. Dengan terus bersinergi dan menjalankan peran-peran strategis, GP Ansor
akan mampu menjawab setiap tantangan yang muncul. Sehingga, tujuan tegaknya
ajaran Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan
cita-cita pembangunan nasional dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam.
____________________________________
*Penulis adalah Bendahara PAC GP Ansor Trenggalek dan
Anggota Departemen Informasi dan Komunikasi PC GP Ansor Kab. Trenggalek