GP Ansor Dan Tantangan Kehidupan Milenial



Oleh : Habib Wakidatul Ihtiar*


Gerakan Pemuda (GP) Ansor adalah organisasi pemuda yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).  GP Ansor didirikan pada 10 Muharam 1353 H yang bertepatan dengan tanggal 24 April 1934 di Banyuwangi Jawa Timur. GP Ansor merupakan badan otonom (banom) NU yang mengemban tugas sebagai wadah dan sarana bagi generasi muda dalam rangka memperjuangkan dakwah Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

Berdasarkan Peraturan Dasar GP Ansor Bab III pasal 4, terdapat tiga tujuan strategis berdirinya GP Ansor yaitu :
 
  1. Membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat, terampil, patriotik, ikhlas dan beramal shalih. 
  2. Menegakkan ajaran Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, berkemakmuran, berkemanusiaan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridhoi Allah SWT. 
         (Lihat PD-PRT GP Ansor)

 Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya dan kerja keras, serta kontribusi nyata seluruh kader di dalamnya. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan penuh khidmad. Tentu saja, dalam setiap gerakannya, GP Ansor selalu memperhatikan nasihat dan wejangan dari para kiai. Sehingga, proses menuju pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik dan penuh berkah.

Dewasa ini, GP Ansor, dan seluruh elemen bangsa, tengah dihadapkan pada satu kondisi “baru” dalam tatanan kehidupan masyarakat. Baik dalam wilayah kehidupan beragama maupun bernegara. Kondisi ini lebih popular dengan sebutan era kehidupan milenial.

Pertanyaan mendasar pun kemudian muncul. Bagaimakah kehidupan milenial itu? Akankah membawa pengaruh bagi kehidupan di Indonesia?

Untuk mendapatkan jawaban yang komprehensif tentu harus melalui riset/penelitian dan perenungan yang mendalam. Tetapi, jika ditelaah secara kasat mata, paling tidak kita dapat menjawabnya dari berbagai gejala dan tantangan yang muncul akhir-akhir ini.

Kehidupan milenial merupakan satu fase kehidupan manusia- beserta sistem yang dijalankannya- yang lebih modern dan kontemporer dari peradaban sebelumnya karena adanya infiltrasi teknologi dan kebudayaan modern. Kondisi milenial ini sangat erat kaitannya dengan pola kehidupan generasi bangsa saat ini. Bahkan tidak sedikit yang “mengagungkan” segala hal yang berbau milenialitas.

Memang harus diakui, arus milenialitas memberikan sumbangan positif bagi kehidupan masyarakat luas. Seseorang dapat bergerak dari suatu era klasik menuju era modern yang lebih maju. Namun, yang wajib wajib dicermati selanjutnya adalah banyaknya tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh generasi bangsa, khususnya kader-kader GP Ansor, di tengah dinamika kehidupan milenial ini. Berbagai tantangan tersebut antara lain : 
  • Munculnya benih-benih intoleransi
  • Maraknya tindakan radikalisme
  • Banyaknya ujaran kebencian dan berita bohong (hoax) di media sosial
  • Perselisihan antar kelompok pemuda, dan
  • Derasnya arus perkembangan teknologi
Tantangan-tantangan tersebut menjadi fenomena yang nyata dan amat sangat terasa dampaknya. Sebagai organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, GP Ansor memegang peran strategis guna menjawab berbagai tantangan yang muncul. Apalagi, GP Ansor memiliki segudang sumber daya yang mumpuni dan berkompeten. Kader-kader GP Ansor banyak tersebar dan menempati posisi strategis, baik di pemerintahan, dunia pendidikan, maupun di lingkungan masyarakat.

Beberapa peran strategis yang dapat dan harus dijalankan oleh GP Ansor pada era kehidupan milenial saat ini ialah sebagai berikut :

Pertama, aktif menjaga dan mengkampanyekan Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Di tengah maraknya tindakan radikalisme atas nama agama, GP Ansor harus aktif meng-counter gerakan tersebut dengan mengkampanyekan Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang rahmatan lil ‘alamin. Ajaran Islam yang mulia harus disampaikan dengan cara yang juga mulia. Caranya bisa melalui dakwa turba ke masyarakat, seminar/diskusi, kajian-kajian, dan menciptakan karya-karya yang positif, seperti artikel/tulisan, gambar, atau video tentang kemuliaan Islam.

Kedua, terus menjadi garda terdepan membela bangsa dan negara. GP Ansor memiliki semboyan yang menjadi landasan kuat bela negara yakni cinta tanah air adalah sebagaian dari iman. Hal ini sesungguhnya telah dibuktikan oleh GP Ansor, baik melalui tindakan fisik maupun wacana pemikiran. Fakta sejarah telah membuktikan peran besar GP Ansor dalam berjuang mengusir penjajah dan perongrong NKRI. Dan komitmen ini harus terus digalakkan dan ditingkatkan.

Ketiga, aktif merajut ukhuwah dan memupuk toleransi. GP Ansor memiliki peran besar dalam mewujudkan kehidupan yang rukun, damai dan saling menghormati sesama anak bangsa. Mengingat kader-kader GP Ansor banyak tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, sehingga mempunyai kesempatan luas untuk berinteraksi dengan seluruh elemen bangsa. Hal ini sebagai pengejawantahan dari pada ajaran uhkuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariah.

Keempat, selektif terhadap arus modernitas dan perkembangan teknologi. GP Ansor harus aktif merealisasikan prinsip al-mukhafadzatu ‘alal qadimi shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (mempertahankan tradisi lama yang baik dan menyerap tradisi baru yang lebih baik). Arus modernitas dan perkembangan teknologi tentu tidak dapat dihindari. Namun, upaya selektif dan penyaringan terhadap arus tersebut menjadi poin terpenting untuk dilakukan. Sehingga nilai positif atas hal-hal baru dapat diserap tanpa menghilangkan tradisi luhur yang telah membumi.

GP Ansor memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam fase kehidupan milenial dewasa ini. Dengan terus bersinergi dan menjalankan peran-peran strategis, GP Ansor akan mampu menjawab setiap tantangan yang muncul. Sehingga, tujuan tegaknya ajaran Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan cita-cita pembangunan nasional dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam.

____________________________________
*Penulis adalah Bendahara PAC GP Ansor Trenggalek dan Anggota Departemen Informasi dan Komunikasi PC GP Ansor Kab. Trenggalek
 



 

Related

Artikel 5207684564319180191

POPULER

Arsip

KALAM HIKMAH

KEBENARAN YANG HARUS KITA IKUTI
Allah ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Barangsiapa yang menaati Allah dan rasul, maka mereka itulah orang-orang yang akan bersama dengan kaum yang diberikan kenikmatan oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan shalihin. Dan mereka itu adalah sebaik-baik teman.”
(QS. an-Nisaa’: 69).


Total Tayangan Halaman

item