New Normal, Rijalul Ansor Trenggalek Kembali Aktifkan Ngaji Rutin Risalah Ahlussunah Wal Jama’ah
http://www.ansortrenggalek.or.id/2020/06/new-normal-rijalul-ansor-trenggalek.html
Ansor Trenggalek Online - Ngaji Rutin Rabu Legi Pengurus Cabang
(PC) Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor (RA) Trenggalek kembali
dilaksanakan (24/06), bertempat di masjid Assifa desa Ngulankulon kecamatan Pogalan.
Kali ini ngaji rutin sedikit berbeda dengan sebelumya, pasalnya adanya pandemi covid 19 hingga dalam tatanan normal
baru (New Normal), membuat setiap peserta harus menerepkan protokol kesehatan
seperti menggunakan masker.
Hadir dalam kesempatan itu, ketua PC Ansor
M Izuddin Zaki, ketua PC MDS Rijalul Ansor Muhammad Nasir, serta kepala desa Ngulankulon
dan beberapa tokoh agama setempat turut terlihat dalam acara tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan di tegah masyarakat perlahan dapat
berjalan kembali meski tetap harus memperhatikan protokol kesehatan Covid 19,
agar tetap aman dan tidak adanya timbul cluster baru di Trenggalek.
Meski baru pertama ini Ngaji Rutin
Rabu Legi MDS Rijalul Ansor Trenggalek, nampak antusias banyak yang hadir baik
dari pengurus dan anggota Rijalul Ansor serta masyarakat sekitar. Hingga hadir juga
anggota Rijalul Ansor dari kecamatan Watulimo yang letaknya tidak dekat degan
lokasi kegiatan, jika di tempuh dengan motor kisaran 50 menit waktu perjalanan.
Gus Nasir panggilan akrab ketua PC MDS
Rijalul Ansor mengatakan, “kegitan Rijalul Ansor ini kembali di aktif dan rutin
lagi setiap hari Rabu Legi, setelah lama di hentikan karena adanya wabah
pandemi virus corona malam ini mulai kembali pertama di masjid Assifa desa Ngulankulon,
saya sangat senang melihat banyak yang ikut, serta sangat meriah difasilitasi
oleh pengurus ranting Ansor Ngulankulon sahabat Irhamni, diucapkan banyak
terimakasih semoga menjadi amal hasanah tutupnya”.
Acara ngaji rutin perdana ini kembali
di bacakan oleh gus Hamam dengan membaca kitab Risalatul Ahlussunah
Waljamaah karangan Hadratu Syekh KH Hasyim Asy'ari, dibaca dengan ala pondok pesantren
dengan pembahasan yang panjang dan rinci serta di hubungkan dengan kehidupan
sehari-hari yang kerap di jumpai di masyarakat.
Sesi selajutnya setelah
pembacaan serta penjelasan kitab selesai, di sambung dengan pertanyaan-pertanyaan,
ada salah satu penanya menanyakan
bagaimana bentuk ibadah wajib yang disembunyi-sembunyikan, pertanya ini dijawab
oleh gus Zaki, seperti yang di contohkan nabi Muhammad SAW, nabi tidak
menyembunyikan ibadahnya seperti sholat 5 waktu nabi sholat berjamaah dimasjid,
dan itu nampak dapat dilihat sebagai tarbiyah kepada umatnya.
(IlmanNafi)