Pesan Gus Yahya staquf kepada Ansor Trenggalek
Silaturahmi PC GP Ansor Trenggalek ke Rembang tempatnya di kediaman Gus Yahya Cholil staquf pada hari Selasa (17/11/2020) Ansor Trenggalek beranjak dari Trenggalek Mulai pukul 06.00 WIB dan tiba di Rembang pukul pukul 13.00 WIB.
Setibanya di Rembang rombongan PC Ansor Trenggalek yang terdiri dari ketua cabang Gus Zaki, sekretaris, bendahara, tim media dan satkorcab Banser Trenggalek langsung menuju ke kediaman Gus Yahya.
Gus Zaki sebagai ketua cabang Ansor Trenggalek menyampaikan maksud dan tujuan kepada beliau bahwa Ansor Trenggalek akan melaksanakan pelatihan kepemimpinan lanjutan (PKL) di bulan Desember mendatang dan dalam rangkaian kegiatannya akan mengadakan kajian bedah buku yang mana Gus Yahya staquf dimohon bisa memberikan wawasannya mengenai Islam dalam perspektif lokal dan global kepada kader-kader Ansor Trenggalek
Pesan Gus Yahya kepada Ansor Trenggalek bahwa makna dari perjuangan gerakan Nahdlatul ulama merupakan gerakan yang harus dikembalikan kepada nilai keikhlasan dan kemaslahatan
Sebelum mengarah ke situ lanjut nya, terlebih dahulu Ansor Banser Trenggalek secara kewajiban ketaatan, keimanan dan syariat kepada Allah SWT, kader-kader Ansor harus memperbaiki dahulu
karena mulai dari situ apapun yang akan dilakukan oleh kader-kader ansor dan Banser akan senantiasa memiliki rasa keikhlasan dan akan banyak memberikan kemaslahatan yang lebih kepada masyarakat luas, selanjutnya yang utama dalam pengayoman di masyarakat yaitu memberikan terlebih dahulu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang ada di sekitar kita
Gus Yahya juga menyampaikan pandangannya mengenai hiruk-pikuk media sosial yang selalu menyudutkan Nahdlatul ulama, bahwa mereka yang ada di media dengan streaming-streaming nya jangan terlalu ditanggapi karena mereka hanya mampu bicara tidak mampu melakukan secara real, beda jauh dengan Nahdlatul ulama dengan keikhlasannya selalu memberikan kemaslahatan ke masyarakat tanpa tidak di rasa ini adalah suatu langkah real yang bisa dinilai secara langsung oleh masyarakat.
Tambahnya di era post truth ini informasi yang masif disampaikan sehingga menjadikan suatu stigma yang melekat di masyarakat namun pada hakikatnya nya jika itu adalah 0 orientasi maka lambat laut masyarakat akan mengabaikannya.
Tutupnya
(Ilman Nafi')