Gandusari, Ansor Trenggalek Online – Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Gandusari menggelar Istima'ul Qur'an dan Pengajian Kitab Kuning di Masid Nurul Huda, Dusun Dawuhan, Desa Sukorejo, pada Ahad (14/4).
"Selain khotmil Qur'an, bentuk pengajian kitab kuning ini kami pilih dengan maksud untuk memperkuat tradisi belajar agama ala pesantren di tengah–tengah masyarakat," kata Ketua PAC GP Ansor Gandusari, Isnanto.
Apalagi, lanjut Isnanto, melihat makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memperdalam ilmu agama. Maka model ngaji kitab kuning merupakan pilihan tepat sebab sumber dan sanad keilmuannya lebih terjamin, sehingga dapat menghindarkan pemahaman yang setengah–setengah.
"Kitabnya Fathul Qarib, yang membahas persoalan fikih sehari–hari masyarakat. Adapun yang mengajikan Ketua LBM (Lembaga Bahtsul Masail) NU Trenggalek, Kyai Anwar Fanani," imbuh Isnanto.
Lebih lanjut, tiap satu pertemuan, kitab Fathul Qarib dibacakan satu bab, dilanjutkan dengan tanya jawab. Meskipun demikian, masyarakat bisa menanyakan masalah–masalah lain.
"Misalnya, meski yang disampaikan adalah zakat, dalam sesi tanya jawab bisa membahas masalah shalat bahkan thaharah," pungkas Isnanto.
Istima'ul Qur'an dan Pengajian Kitab Kuning merupakan agenda rutin PAC GP Ansor Gandusari tiap Ahad Wage. Bekerja dengan takmir masjid Nurul Huda, agenda kali ini diikuti oleh ratusan jamaah masjid dari masyarakat sekitar.
Diawali dengan simakan Al Qur'an sejak pagi hari, ngaji Fathul Qarib dilaksanakan setelah maghrib. Hadir pada kegiatan tersebut Ketua Ranting NU Sukorejo dan Pimpinan Ranting GP Ansor se-Anak Cabang Gandusari. Hadir pula Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Agus Izuddin Zakki beserta Ketua LDS RA, Agus Muhammad Nasir, yang juga melaksanakan agenda Turba.
"Selain khotmil Qur'an, bentuk pengajian kitab kuning ini kami pilih dengan maksud untuk memperkuat tradisi belajar agama ala pesantren di tengah–tengah masyarakat," kata Ketua PAC GP Ansor Gandusari, Isnanto.
Apalagi, lanjut Isnanto, melihat makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memperdalam ilmu agama. Maka model ngaji kitab kuning merupakan pilihan tepat sebab sumber dan sanad keilmuannya lebih terjamin, sehingga dapat menghindarkan pemahaman yang setengah–setengah.
"Kitabnya Fathul Qarib, yang membahas persoalan fikih sehari–hari masyarakat. Adapun yang mengajikan Ketua LBM (Lembaga Bahtsul Masail) NU Trenggalek, Kyai Anwar Fanani," imbuh Isnanto.
Lebih lanjut, tiap satu pertemuan, kitab Fathul Qarib dibacakan satu bab, dilanjutkan dengan tanya jawab. Meskipun demikian, masyarakat bisa menanyakan masalah–masalah lain.
"Misalnya, meski yang disampaikan adalah zakat, dalam sesi tanya jawab bisa membahas masalah shalat bahkan thaharah," pungkas Isnanto.
Diawali dengan simakan Al Qur'an sejak pagi hari, ngaji Fathul Qarib dilaksanakan setelah maghrib. Hadir pada kegiatan tersebut Ketua Ranting NU Sukorejo dan Pimpinan Ranting GP Ansor se-Anak Cabang Gandusari. Hadir pula Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Agus Izuddin Zakki beserta Ketua LDS RA, Agus Muhammad Nasir, yang juga melaksanakan agenda Turba.
(Kontributor : Syaiful Nuryanto)