Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek

Selamat Datang di Blog Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek

Minggu, 13 Juli 2025

Menjaga Marwah Organisasi: Urgensi Garis Komando dan Bahaya Loncat Komando dalam Tubuh GP Ansor


Dalam setiap organisasi kader seperti Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), disiplin struktural bukan hanya perkara teknis manajerial, tetapi bagian integral dari kultur kaderisasi dan loyalitas ideologis. Salah satu aspek yang paling vital dalam menjaga kohesivitas gerakan ini adalah garis komando dan instruksional yang terstruktur dan dijalankan secara konsisten dari atas ke bawah maupun sebaliknya.

Pentingnya Garis Komando dalam GP Ansor

Garis komando adalah alur komunikasi dan instruksi yang berjalan secara berjenjang dari tingkat pusat, wilayah, cabang, anak cabang, hingga ranting. Garis ini memastikan setiap kebijakan, instruksi, dan pelaksanaan kegiatan berada dalam kerangka yang sistematis, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam tradisi organisasi kepemudaan berbasis kader seperti Ansor, keberadaan garis komando menjadi pondasi loyalitas. Ia tidak hanya mengatur teknis koordinasi, tetapi juga menjadi parameter kedisiplinan kader. Seorang kader yang taat garis komando adalah kader yang memahami posisinya dalam struktur, menghargai pemimpinnya, dan bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Garis instruksional yang kuat juga mencerminkan kesolidan organisasi. Keputusan tidak diambil secara sepihak atau liar, melainkan melalui konsultasi struktural yang menunjukkan penghormatan terhadap mekanisme organisasi. Ini juga menjaga agar aspirasi dari bawah dapat naik melalui jalur yang tepat dan bukan lewat lobi-lobi pribadi yang melemahkan kelembagaan.

Bahaya Sistem Loncat Komando

Loncat komando adalah praktik ketika seorang kader atau pengurus melewati jenjang struktural yang ada untuk menghubungi atau mengarahkan langsung ke level yang lebih tinggi tanpa koordinasi dengan level yang semestinya. Misalnya, pengurus ranting yang langsung menghubungi pengurus wilayah atau pusat tanpa melibatkan PAC atau PC.

Praktik ini sangat berbahaya karena:

  1. Merusak sistem koordinasi struktural, sehingga peran pimpinan antara tidak lagi dihormati dan fungsinya dilemahkan.

  2. Menciptakan konflik internal, karena dianggap sebagai bentuk pembangkangan terhadap pimpinan struktural langsung.

  3. Menumbuhkan budaya oportunisme, di mana kader cenderung mencari jalur pendek demi ambisi pribadi, bukan demi kemaslahatan organisasi.

  4. Melemahkan pendidikan kaderisasi, sebab kader tidak lagi dibentuk dengan proses yang bertahap, tapi melalui “jalan pintas struktural” yang membahayakan militansi.

Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) GP Ansor, seluruh aktivitas kaderisasi dan kebijakan organisasi harus berada dalam kendali struktural yang sah. Bahkan dalam banyak pelatihan kader seperti PKD, Diklatsar, hingga Susbanpim, nilai-nilai taat komando dan disiplin instruksional menjadi materi utama.

Penutup: Garis Komando Adalah Marwah Organisasi

Menghormati dan menjalankan garis komando bukan sekadar soal teknis birokrasi internal, tapi cermin dari kedewasaan berorganisasi. Di tubuh Gerakan Pemuda Ansor, komando adalah ruh kedisiplinan dan wujud nyata dari sami’na wa atha’na – kami mendengar dan kami taat.

Organisasi besar akan hancur bukan karena serangan dari luar, tetapi karena ketidakpatuhan internal terhadap sistemnya sendiri. Maka, hindarilah loncat komando dan jaga marwah GP Ansor dengan disiplin struktural yang kokoh, bermartabat, dan penuh adab.


Referensi:

  1. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) GP Ansor

  2. Materi Kaderisasi PKD & Susbanpim GP Ansor

  3. Buku “Disiplin Organisasi: Membangun Loyalitas dan Etika Kader” – M. Syamsul Arifin, 2021

  4. Wawancara dan testimoni alumni kaderisasi GP Ansor berbagai tingkatan



Kontributor : Murdiyanto - Ketua BSA Trenggalek
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:
Mengabdi Tanpa Batas, Berjuang Tanpa Lelah - Jiwa Ansor Menjaga Marwah Nahdlatul Ulama


Pengabdian adalah jalan panjang tanpa pamrih, di mana langkah kaki bukan semata-mata demi pujian, melainkan demi tegaknya nilai kebaikan dan terjaganya warisan perjuangan.


Di Gerakan Pemuda Ansor, setiap Keringat adalah Saksi, setiap Lelah adalah Amal, dan setiap Ikhtiar adalah Bukti Cinta kepada Agama, Bangsa, dan Tanah Air.


Jangan hitung apa yang telah diberikan, tapi hitunglah berapa banyak yang masih bisa diperjuangkan. Karena di medan dakwah dan pengabdian, hanya mereka yang berhati ikhlas dan berjiwa baja yang mampu bertahan.

Teruslah menyalakan Obor Semangat, sebab Ansor bukan hanya Nama, tapi Jiwa yang menanamkan Nilai 'Hubbul Wathan Minal Iman' dalam setiap Denyut Kehidupan

Terjemahkan

Sekolah Administrasi

Trenggalek, 5 Juli 2025 — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrad...

Selamat Datang Sahabat

Arsip Blog

Sahabat Kita