Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek

Minggu, 06 Juli 2025

Peran Strategis Media Online dalam Memperkuat Dakwah di Organisasi GP Ansor

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah dakwah Islam. Organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor sebagai salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menyampaikan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah kepada masyarakat. Di era digital ini, media online menjadi sarana strategis yang tidak bisa diabaikan dalam menjalankan misi dakwah tersebut.

Manfaat Media Online untuk Dakwah GP Ansor

  1. Menjangkau Audiens Lebih Luas dan Beragam
    Media online memungkinkan dakwah menjangkau berbagai lapisan masyarakat, bahkan hingga ke mancanegara. Melalui media sosial, website, podcast, hingga video dakwah, pesan-pesan kebaikan dapat diterima oleh generasi muda yang kini lebih akrab dengan dunia digital.

  2. Efisiensi dan Kecepatan Penyampaian Informasi
    Informasi dakwah dapat disampaikan secara real-time tanpa batasan waktu dan tempat. Agenda kegiatan GP Ansor, nilai-nilai kebangsaan, toleransi, serta ajaran moderat Islam dapat dengan cepat diketahui publik.

  3. Penguatan Citra Positif Organisasi
    Media online menjadi wadah efektif untuk menunjukkan eksistensi dan kontribusi GP Ansor dalam bidang keagamaan, sosial, dan kebangsaan. Hal ini dapat mengurangi potensi penyebaran informasi yang menyesatkan atau hoaks tentang organisasi.

  4. Pemberdayaan Ekonomi dan Kaderisasi Digital
    Selain berdakwah, media online dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi umat dan kaderisasi berbasis digital. Pelatihan, webinar, dan forum diskusi daring memperkuat kapasitas intelektual dan spiritual kader.

Madharat Media Online untuk Dakwah GP Ansor

  1. Potensi Penyebaran Hoaks dan Fitnah
    Media online bersifat terbuka, sehingga berpotensi disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang GP Ansor atau menyebarkan berita palsu yang merusak citra organisasi.

  2. Perdebatan yang Tidak Produktif
    Media sosial kerap menjadi arena debat kusir yang justru menjauhkan dakwah dari esensinya. Diskusi yang seharusnya mendidik bisa berubah menjadi ajang saling serang dan menciptakan permusuhan.

  3. Kecanduan Media dan Lalai dari Dakwah Langsung
    Ketergantungan pada media online dapat membuat sebagian kader terlena, sehingga mengabaikan pentingnya dakwah bil hal (dakwah dengan perbuatan) dan dakwah langsung di tengah masyarakat.

  4. Penyebaran Paham Radikal atau Ekstremis
    Jika tidak diimbangi dengan penguatan literasi digital, media online justru dapat menjadi celah masuknya paham radikal yang bertentangan dengan prinsip moderasi Islam yang dianut GP Ansor.

Penutup

Media online adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan peluang besar bagi GP Ansor untuk menyebarkan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin secara efektif dan efisien. Di sisi lain, ia juga membawa potensi madharat jika tidak dikelola dengan bijak. Oleh karena itu, diperlukan kecerdasan digital, etika komunikasi, serta penguatan literasi agama agar manfaatnya bisa dimaksimalkan dan madharatnya bisa diminimalisir.

GP Ansor harus mampu menjadi pionir dakwah digital yang cerdas, santun, dan tetap berpijak pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah yang moderat.


Oleh : Gus Izuddin Zakki (Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)

Share:

Sekolah Administrasi

Ansor Trenggalek Gelar Sekolah Administrasi dan Upgrading Kaderisasi di Gedung Bhawarasa

Trenggalek, 5 Juli 2025 — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrad...

Terjemahkan

Statistik Pengunjung

Tentang Kami

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) adalah organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). GP Ansor didirikan pada 24 April 1934 dan berperan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengawal Pancasila dan NKRI. Organisasi ini juga berfokus pada pengembangan pemuda yang cerdas, tangguh, beriman, dan berakhlak mulia.