Rutinan yang dilaksanakan setiap malam Jum’at Legi ini diawali dengan lantunan sholawat Nabi yang menggema di pendopo, menciptakan suasana syahdu dan khidmat. Acara kemudian dibuka secara resmi dengan pembacaan hadlarah fatihah oleh Ketua MDSRA PC GP. Ansor Trenggalek, Gus Muhammad Nasir, sebagai bentuk tabarukan dan doa bersama.
“Dzikir ini adalah cara kita merawat ruh perjuangan. Kalau jasmani kita diberi makan, maka ruhani kita harus dipenuhi dengan sholawat dan dzikir. Inilah cara Ansor menjaga energi spiritualnya,” ungkap Gus Nasir.
“Amalan kader Rijalul Ansor tidak hanya pada kegiatan dzikir dan sholawat. Namun juga pada kebiasaan membaca wirid, menjaga shalat berjamaah, dan membiasakan istighfar serta sholawat di setiap kondisi. Inilah kekuatan kita,” ujar sahabat Prayitno dalam kajiannya.
“Saya mengapresiasi sahabat-sahabat Rijalul Ansor yang terus istiqamah menjaga tradisi. Tradisi ini adalah jati diri kita. Bila ingin kuat dalam pergerakan, maka kuatkan dulu fondasi ruhani. Jangan pernah lelah mencintai sholawat, karena di situlah berkah perjuangan akan terus mengalir,” terang Gus Zakki.
Rutinan ini ditutup dengan doa dan lantunan shalawat dengan harapan agar seluruh kader tetap dalam lindungan Allah SWT serta diberikan kekuatan dalam mengemban tugas pengabdian, baik di masyarakat maupun di tubuh organisasi. Kegiatan ini juga menjadi momentum silaturahim antar kader se-Kabupaten Trenggalek dan memperkuat tali persaudaraan dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.