Pendahuluan
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW, yang biasanya jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal dalam kalender Hijriyah. Umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati maulid dengan berbagai bentuk kegiatan, seperti pembacaan shalawat, ceramah keagamaan, kajian sirah nabawiyah, hingga kegiatan sosial. Peringatan ini bukan sekadar tradisi, melainkan sarana untuk mengingat, meneladani, dan memperkuat kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Dalil Al-Qur’an tentang Kelahiran dan Kemuliaan Rasulullah SAW
-
Kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”(QS. Al-Anbiya [21]: 107)
Ayat ini menegaskan bahwa kehadiran Nabi Muhammad SAW adalah anugerah besar dari Allah untuk seluruh manusia dan alam semesta. Dengan memperingati maulid, umat Islam mengekspresikan rasa syukur atas nikmat terbesar ini.
-
Perintah untuk bergembira atas karunia Allah
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ ۖ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah (Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dengan itu hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
(QS. Yunus [10]: 58)
Ulama menafsirkan bahwa rahmat Allah yang paling besar adalah diutusnya Rasulullah SAW. Maka bergembira dalam peringatan maulid Nabi termasuk bagian dari pengamalan ayat ini.
Dalil Hadits tentang Peringatan dan Kecintaan kepada Nabi
-
Kecintaan kepada Nabi sebagai bagian dari iman
Rasulullah SAW bersabda:“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”(HR. Bukhari dan Muslim)Hadits ini menunjukkan pentingnya kecintaan kepada Rasulullah. Maulid menjadi momentum untuk menumbuhkan cinta tersebut melalui pengenalan kisah hidup dan teladannya.
-
Nabi Muhammad SAW berpuasa pada hari Senin karena hari kelahirannya
Dari Abu Qatadah, Nabi SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab:“Itu adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan wahyu kepadaku.”(HR. Muslim no. 1162)Hadits ini menjadi dasar bahwa memperingati hari kelahiran Nabi dengan cara-cara yang baik adalah sesuatu yang dianjurkan.
Hikmah Peringatan Maulid Nabi
-
Menguatkan cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW dengan membaca shalawat, mendengarkan kisah perjuangan, dan meneladani akhlaknya.
-
Menyatukan umat melalui kegiatan keagamaan dan sosial.
-
Meningkatkan syiar Islam dengan menumbuhkan semangat dakwah dan amal shalih.
-
Media pendidikan generasi muda agar mengenal sejarah Nabi sejak dini.
Pandangan Ulama tentang Maulid
-
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Husn al-Maqsid fi ‘Amal al-Maulid menjelaskan bahwa peringatan maulid Nabi termasuk bid’ah hasanah (amal baik yang tidak bertentangan dengan syariat).
-
Ibnu Hajar al-‘Asqalani, ulama hadits terkemuka, menyatakan bahwa memperingati maulid dengan kegiatan baik seperti membaca Al-Qur’an, memberi makan fakir miskin, dan shalawat adalah amal yang berpahala.
Kesimpulan
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang memiliki dasar kuat dari Al-Qur’an, hadits, dan pandangan ulama. Bukan sekadar acara seremonial, tetapi sebagai sarana untuk menumbuhkan kecintaan, meneladani akhlak, dan memperkokoh iman umat Islam. Dengan memperingati maulid, kita bersyukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Referensi
-
Al-Qur’an al-Karim.
-
Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.
-
Imam As-Suyuthi, Husn al-Maqsid fi ‘Amal al-Maulid.
-
Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari.
-
M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis, (Lentera Hati, 2011).
-
KH. Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Amaliah Maulid Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2010).
.