Ilmu, adab, dan Islam moderat adalah tiga pilar penting yang harus terus dijaga dan dikembangkan dalam kehidupan umat Islam, khususnya di tengah dinamika era global saat ini. Ketiganya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam mewujudkan masyarakat yang beradab, cerdas, dan damai.
Ilmu: Kunci Peradaban dan Kemajuan
Ilmu pengetahuan menjadi pondasi utama dalam membangun peradaban. Allah SWT dalam Al-Qur’an telah memuliakan orang-orang berilmu. Firman-Nya:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ilmu pengetahuan membuka cakrawala berpikir, membentuk karakter, serta menjadi sarana memperkuat keimanan. Namun, ilmu tanpa adab akan melahirkan generasi yang cerdas namun kehilangan arah dan kepekaan sosial.
Adab: Jiwa dari Ilmu dan Kehidupan
Imam Malik pernah berkata kepada Imam Syafi’i, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.” Perkataan ini menegaskan bahwa adab bukan sekadar pelengkap, melainkan ruh dari ilmu itu sendiri. Adab mencakup tata krama, etika, sopan santun, serta penghormatan terhadap guru, orang tua, dan sesama manusia.
Di era digital yang serba cepat ini, krisis adab sangat nyata. Media sosial kerap dipenuhi ujaran kebencian, fitnah, dan ketidaksopanan. Karena itulah, membangun karakter adab menjadi sebuah keniscayaan agar ilmu yang diperoleh tidak menjadikan seseorang angkuh atau merusak tatanan sosial.
Islam Moderat: Jalan Tengah Menuju Keseimbangan
Islam moderat atau wasathiyah adalah prinsip Islam yang berimbang dan mengedepankan toleransi. Islam bukan agama kekerasan, bukan pula agama yang ekstrem dalam beragama atau terlalu longgar dalam prinsip. Islam moderat adalah Islam yang menghargai perbedaan, mencintai perdamaian, namun tetap teguh dalam aqidah dan syariat.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, telah lama menerapkan prinsip Islam moderat. Organisasi seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menjadi contoh nyata Islam yang mengedepankan dakwah bil hikmah, menghormati budaya lokal, serta menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi.
Menjaga Tiga Pilar di Era Global
Menghadapi tantangan global—baik berupa arus informasi tanpa batas, budaya instan, maupun ancaman ideologi transnasional—umat Islam Indonesia perlu meneguhkan kembali komitmen terhadap ilmu, adab, dan moderasi Islam. Ketiganya harus diterapkan secara seimbang agar terlahir generasi yang cerdas, berakhlak mulia, serta mampu menjadi rahmat bagi semesta (rahmatan lil ‘alamin).
Pendidikan formal dan non-formal, pondok pesantren, madrasah, serta lembaga keagamaan lainnya memegang peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai ini kepada generasi muda. Dengan begitu, masa depan Islam akan tetap terjaga dalam keindahan ilmu, kemuliaan adab, dan keseimbangan moderasi.
Daftar Pustaka
-
Al-Qur'an al-Karim.
-
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. (1993). Islam and Secularism. ISTAC.
-
Gus Dur, Abdurrahman Wahid. (1999). Islamku, Islam Anda, Islam Kita. The Wahid Institute.
-
Quraish Shihab. (1996). Wawasan Al-Qur'an. Mizan.
-
Said Aqil Siradj. (2014). Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara. LKiS.
Kontributor : Murdiyanto (Ketua BSA Trenggalek)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek