Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek

Selamat Datang di Blog Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek

Kamis, 02 Oktober 2025

PC GP Ansor Trenggalek Gelar Rapat Konsolidasi Penguatan Ekonomi Kader melalui Program BUMA


Ansor Trenggalek Online – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kabupaten Trenggalek terus berkomitmen menguatkan kemandirian ekonomi kader melalui inovasi dan terobosan strategis. Hal ini diwujudkan dengan menggelar Rapat Konsolidasi Penguatan Ekonomi Kader melalui Program Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Kamis, 2 Oktober 2025 mulai pukul 20.00 WIB hingga selesai.

Rapat ini dibuka secara langsung oleh Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Gus H. Muh. Izuddin Zakki (Gus Zakki). Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa Ansor harus mampu hadir bukan hanya dalam aspek sosial, keagamaan, dan kebangsaan, tetapi juga dalam bidang ekonomi.

“Program BUMA ini merupakan langkah nyata Ansor Trenggalek dalam menguatkan kemandirian ekonomi kader. Kita tidak boleh hanya kuat secara organisasi, tetapi juga harus mandiri dalam ekonomi. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, saya yakin BUMA bisa menjadi pintu kesejahteraan bagi kader dan umat,” tegas Gus Zakki.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan sosialisasi dan presentasi program BUMA oleh Sekretaris PC GP Ansor Trenggalek, Sahabat Robby Taufika. Ia memaparkan secara rinci mengenai konsep, mekanisme, dan peluang yang bisa diambil kader dalam menjalankan usaha bersama.

“BUMA dirancang sebagai badan usaha kolektif yang tidak hanya menguntungkan organisasi, tetapi juga memberi ruang bagi kader untuk berkembang secara personal. Sinergi antara organisasi dengan anggota akan menjadi kunci keberhasilan program ini,” jelas Robby Taufika dalam presentasinya.

Sesi diskusi berlangsung hangat dengan berbagai masukan dan ide konstruktif dari peserta rapat. Diskusi diawali oleh Sahabat Yusak Steven dari PAC Munjungan, yang membuka ruang tanya jawab terkait teknis pelaksanaan program.

Selanjutnya, Sahabat Alfan Yafi Nahdiyin (Gus Nadin), Ketua PAC Pogalan, memberikan usulan mengenai skema sharing profit yang adil antara organisasi dengan kader/anggota Ansor agar program benar-benar dirasakan manfaatnya oleh semua pihak.

Sementara itu, Sahabat Samsul Laili, Ketua PAC Tugu, menyampaikan gagasan penting tentang pengadaan Gudang Grosir sebagai pusat distribusi (supplier) untuk menunjang kelancaran usaha dan kebutuhan kader di tingkat bawah.

Rapat konsolidasi ini diikuti oleh jajaran Pengurus Harian PC GP Ansor Trenggalek serta Pengurus PAC se-Kabupaten Trenggalek, yang menunjukkan semangat kebersamaan dan komitmen kuat dalam membangun kemandirian ekonomi melalui wadah organisasi.

Menutup jalannya rapat, Gus Zakki kembali memberikan closing statement penuh motivasi kepada para kader.

“Saya berharap seluruh kader Ansor Trenggalek ikut ambil bagian dalam program BUMA ini. Jangan hanya menjadi penonton, tapi mari kita bersama-sama menjadi pelaku. Inilah saatnya Ansor menunjukkan kemandirian, menguatkan ekonomi, dan memberikan kontribusi nyata untuk umat dan bangsa,” ungkap Gus Zakki penuh semangat.

Dengan terlaksananya rapat konsolidasi ini, PC GP Ansor Trenggalek menegaskan tekadnya untuk terus bergerak, berinovasi, dan menyiapkan kader-kader yang tidak hanya militan dalam perjuangan organisasi, tetapi juga mandiri secara ekonomi melalui program BUMA. (My-BSA)

Share:

Rabu, 01 Oktober 2025

Duka Ansor Trenggalek: KH. Ahmad Hasan Bisri Berpulang, Tinggalkan Teladan Perjuangan


Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kabar duka menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama dan Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek. Telah berpulang ke rahmatullah Bapak K.H. Ahmad Hasan Bisri, mantan Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Trenggalek pada era tahun 1990-an. Beliau menghembuskan nafas terakhir pada Selasa, 30 September 2025, sekitar pukul 11.00 WIB, di kediamannya yang beralamat di Desa Bono, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung.

Selain pernah mengemban amanah sebagai Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Abah Kyai Hasan Bisri juga tercatat sebagai mantan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Pogalan ke-5. Perjalanan pengabdian beliau dalam membina, membimbing, serta meneguhkan peran pemuda Ansor di wilayah Trenggalek dan sekitarnya menjadi teladan yang tak ternilai.

Kiprah Abah Kyai Hasan Bisri dikenang sebagai pribadi sederhana, penuh keikhlasan, serta konsisten dalam menegakkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah. Keberanian dan keteguhan beliau dalam memperjuangkan kaderisasi Ansor menjadi bekal penting yang diwariskan kepada generasi penerus.

Mewakili segenap pengurus dan kader, Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Sahabat Agus H. Muh. Izuddin Zakki, menyampaikan rasa duka yang mendalam. Dalam pernyataannya, beliau menuturkan:

“Atas nama keluarga besar PC GP Ansor Trenggalek, kami menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Abah Kyai Hasan Bisri. Beliau adalah teladan sekaligus pejuang Ansor yang telah meletakkan pondasi kuat bagi perjalanan organisasi ini. Semoga segala amal baik beliau diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala khilafnya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kesabaran.”

Rasa kehilangan atas wafatnya Abah Kyai Hasan Bisri tidak hanya dirasakan oleh keluarga besar Ansor, namun juga masyarakat luas yang mengenal beliau sebagai sosok alim, bersahaja, dan penuh kasih dalam membimbing umat.

Semoga Allah SWT menempatkan almarhum di tempat terbaik di sisi-Nya, menjadikan kuburnya sebagai taman surga, serta mengalirkan pahala jariyah dari ilmu dan perjuangan beliau semasa hidup.

Al-Fatihah...

Share:

Minggu, 28 September 2025

Ansor Trenggalek Tegaskan Sikap: Kecam Penganiayaan Kader Banser dan Desak Penegakan Hukum


Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Trenggalek menyampaikan kecaman keras atas terjadinya penganiayaan terhadap salah satu kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser), sahabat Rida, usai menghadiri pengajian Habib Bahar Bin Smith di Kota Tangerang, Minggu (21/9/2025). Insiden tersebut dinilai sebagai tindakan brutal yang tidak hanya melukai korban, tetapi juga mencederai nilai kemanusiaan dan meruntuhkan martabat bangsa.

Ketua PC GP Ansor Trenggalek, H. Muhammad Izuddin Zakki atau yang akrab dikenal dengan sebutan Gus Zakki, menegaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun tidak bisa dibenarkan. Menurutnya, kejadian itu merupakan tamparan bagi bangsa yang menjunjung tinggi hukum dan demokrasi.

“Kami GP Ansor Trenggalek mengutuk dengan sekeras-kerasnya! Kekerasan terhadap kader Banser adalah penghinaan terhadap hukum dan kemanusiaan. Aparat penegak hukum harus segera mengambil langkah cepat, tegas, dan adil. Jangan biarkan hukum mandul, jangan biarkan keadilan dipermainkan. Jika negara abai, maka jangan salahkan kader kami apabila bergerak mencari keadilan dengan caranya sendiri,” ungkap Gus Zakki dengan nada tegas.

Ia juga menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara hukum. Karena itu, setiap tindak penganiayaan, apalagi menimpa kader Banser yang selama ini mendedikasikan diri untuk menjaga NKRI, harus dipandang sebagai penghinaan terhadap demokrasi dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai kebangsaan.

Lebih lanjut, Gus Zakki mengingatkan bahwa Ansor dan Banser bukan organisasi yang hadir untuk menebar ketakutan, melainkan hadir demi menjaga keamanan, kedamaian, dan persatuan bangsa. “Kami tidak akan tinggal diam. Kejahatan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Jika hukum tidak dijalankan dengan benar, tentu ada konsekuensi yang muncul. Tetapi kami berharap dan mendesak aparat bertindak segera agar rakyat tetap percaya pada hukum,” jelasnya.

Selain mengecam keras insiden tersebut, GP Ansor Trenggalek juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk menolak kekerasan, mengedepankan dialog, serta bersama-sama merawat persatuan. Menurut Gus Zakki, kekerasan hanya menimbulkan luka yang dalam, sedangkan persatuan adalah kekuatan yang akan mengokohkan Indonesia.

Dalam pernyataan sikap resminya, GP Ansor Trenggalek menegaskan:

  1. Mengecam keras tindakan penganiayaan terhadap kader Banser sebagai perbuatan biadab dan tidak manusiawi.
  2. Mendesak aparat kepolisian serta pemerintah agar segera mengusut tuntas, menangkap, dan menghukum para pelaku dengan seadil-adilnya tanpa pandang bulu.
  3. Menyerukan kepada seluruh kader Ansor dan Banser untuk tetap solid, tidak mudah terprovokasi, tetapi tetap waspada serta menjaga martabat organisasi.
  4. Menyatakan komitmen Ansor-Banser untuk terus menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI, mengawal Ahlussunnah wal Jama’ah, dan melindungi masyarakat dari segala bentuk ancaman kekerasan.

Dengan sikap ini, GP Ansor Trenggalek menegaskan komitmennya untuk tetap berdiri teguh membela kebenaran, menolak segala bentuk kekerasan, serta memperjuangkan keadilan demi terwujudnya Indonesia yang damai, bersatu, dan bermartabat. (My)

Share:

Sabtu, 20 September 2025

PC GP Ansor Trenggalek Apresiasi Konferancab XXI PAC GP Ansor Panggul


Trenggalek – Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Trenggalek, Sahabat Agus H. Muh. Izuddin Zakki, memberikan apresiasi tinggi atas suksesnya pelaksanaan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) ke-XXI PAC GP Ansor Panggul yang digelar pada Jumat, 19 September 2025, di MI Miftahul Huda Kertosono, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.

Meskipun berhalangan hadir secara langsung, Ketua PC GP Ansor Trenggalek menyampaikan bahwa dirinya mengikuti jalannya konferensi melalui laporan resmi jajaran pengurus.

“Saya menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh panitia, pengurus, dan kader PAC GP Ansor Panggul atas terselenggaranya Konferancab XXI dengan khidmat, tertib, dan penuh semangat kebersamaan. Ini menunjukkan soliditas Ansor Panggul yang patut dibanggakan,” ujar Sahabat Agus H. Muh. Izuddin Zakki.

Konferancab XXI PAC GP Ansor Panggul yang dipimpin oleh PC GP Ansor Trenggalek menghasilkan keputusan penting, yakni kembali terpilihnya Sahabat Agus Muh. Chisamuddin Zain sebagai Ketua PAC GP Ansor Panggul untuk masa khidmat 2025–2028.

Menanggapi hasil tersebut, Ketua PC GP Ansor Trenggalek memberikan ucapan selamat sekaligus harapan agar kepemimpinan baru mampu semakin mengokohkan perjuangan kader Ansor.

“Selamat kepada Sahabat Agus Muh. Chisamuddin Zain yang kembali dipercaya memimpin PAC GP Ansor Panggul. Ini adalah amanah sekaligus tanggung jawab besar. Semoga beliau mampu membawa GP Ansor Panggul semakin maju, progresif, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa Konferancab bukan hanya forum pergantian kepemimpinan, melainkan ruang konsolidasi kader, penguatan organisasi, dan sarana memperkuat peran GP Ansor di tengah masyarakat.

“Ansor harus tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI, membentengi umat dari paham yang merusak, serta berkontribusi nyata dalam pembangunan di daerah. Saya percaya, dengan kepemimpinan Sahabat Gus Chisam, Ansor Panggul akan semakin solid dan bermanfaat,” pungkasnya.

Dengan demikian, Konferancab XXI PAC GP Ansor Panggul tercatat sebagai momentum penting yang meneguhkan kembali komitmen kader Ansor untuk berkhidmat kepada agama, bangsa, dan negara, sekaligus mengokohkan kepemimpinan yang amanah dan visioner. (My-BSA)

.

Share:

Ansor Panggul Gelar Konferancab XXI, Teguhkan Peran Pemuda NU di Tengah Masyarakat


Panggul, Trenggalek – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Panggul sukses menyelenggarakan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) ke-XXI pada Jumat, 19 September 2025, bertempat di MI Miftahul Huda Kertosono, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.

Kegiatan dimulai dengan acara pembukaan yang dipandu oleh Master of Ceremony (MC). Rangkaian acara pembukaan diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, disusul dengan Mars Syubbanul Wathon dan Mars GP Ansor yang dikumandangkan dengan penuh semangat.

Dalam sambutannya, Ketua PAC GP Ansor Panggul, Sahabat Agus Muh. Chisamuddin Zain, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh kader Ansor yang telah menjaga semangat perjuangan.

“Konferancab ini bukan hanya forum pergantian kepemimpinan, tetapi juga momentum konsolidasi kader dan penguatan organisasi. Semoga Ansor Panggul tetap istiqamah dalam menjaga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah serta menjadi garda terdepan dalam membela kebenaran dan mengabdi untuk masyarakat,” ungkapnya.


Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan Pengurus Cabang (PC) GP Ansor Trenggalek, Sahabat Zaenudin, yang menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi.

“PC GP Ansor Trenggalek memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PAC GP Ansor Panggul yang mampu menyelenggarakan Konferancab dengan baik. Semoga hasil konferensi ini melahirkan kepengurusan yang solid, visioner, dan mampu menjawab tantangan zaman,” ujarnya.

Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Panggul, KH. Much. Muhdlor Abdul Aziz, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran GP Ansor sebagai benteng umat.

“Ansor harus tetap menjadi ujung tombak Nahdlatul Ulama di tengah masyarakat. Jaga akidah, kuatkan barisan, dan selalu dekat dengan ulama. Dengan begitu, organisasi ini akan terus membawa manfaat dan keberkahan,” pesannya.

Sementara itu, Camat Panggul, Bapak Darmujiadi, S.Sos, dalam sambutannya sekaligus membuka acara secara resmi menyampaikan dukungannya terhadap peran pemuda Ansor.

“Kami sangat mengapresiasi peran GP Ansor dalam menjaga kerukunan, membangun kepemudaan, serta berkontribusi dalam pembangunan di wilayah Kecamatan Panggul. Semoga dengan Konferancab ini, Ansor semakin maju dan solid,” ungkapnya.

Acara pembukaan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Rais Syuriyah MWC NU Panggul, sebelum berlanjut ke agenda inti berupa persidangan yang dipimpin langsung oleh PC GP Ansor Trenggalek.


Hasil sidang menetapkan Sahabat Agus Muh. Chisamuddin Zain kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua PAC GP Ansor Panggul masa khidmat 2025–2028.

Atas terpilihnya kembali Sahabat Agus, PC GP Ansor Trenggalek melalui Sahabat Zaenudin menyampaikan ucapan selamat.

“Selamat kepada Sahabat Agus Muh. Chisamuddin Zain yang kembali dipercaya memimpin PAC GP Ansor Panggul. Semoga mampu membawa organisasi ini lebih progresif, bermanfaat, dan senantiasa dalam ridha Allah SWT,” ucapnya.

Dengan demikian, Konferancab ke-XXI PAC GP Ansor Panggul tidak hanya menjadi ajang demokrasi internal organisasi, tetapi juga memperkuat semangat kaderisasi, persatuan, dan pengabdian GP Ansor untuk masyarakat, bangsa, dan agama.


-----------
Kontributor : Gus Chisam (Wakil Ketua BSA Trenggalek
Editor : Tim Media BSA Kabupaten Trenggalek
Share:

Kamis, 04 September 2025

Berita Duka: Tarkiyat, Politisi Santri Nyentrik Trenggalek Tutup Usia


Trenggalek – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama, GP Ansor, serta masyarakat Trenggalek. Tarkiyat, mantan anggota DPRD Kabupaten Trenggalek sekaligus mantan Pengurus PC GP Ansor Trenggalek, berpulang ke rahmatullah pada Kamis, 4 September 2025.

Almarhum dikenal sebagai sosok politisi muda yang sederhana, nyentrik, sekaligus santri sejati. Pria kelahiran Trenggalek, 31 Desember 1979 itu tak pernah melepaskan identitas ke-santri-annya. Penampilannya khas: bersongkok lusuh yang ia sebut “keramat” dan bersarung ke manapun pergi, menjadi ciri kuat yang melekat hingga akhir hayatnya.

“Jika rapat resmi ya tetap pakai safari, nanti dikira saya sableng,” ujarnya suatu kali sambil terkekeh.

Meski duduk di kursi DPRD, ia menolak berpenampilan necis berlebihan. Menurutnya, wakil rakyat harus selalu membumi, tidak menciptakan jarak dengan masyarakat kecil.

“Konstituen saya itu ada yang tani, kuli panggul tanah, tukang becak, bahkan bakul sayuran keliling,” ungkapnya.

Sikap sederhana itu lahir dari pengalaman pribadinya. Ia pernah dihentikan warga seusai rapat dewan, namun urung diajak bicara hanya karena masih memakai pakaian resmi kantor. Peristiwa itu membuatnya bertekad tampil sederhana selepas seremoni: dengan sarung dan songkok peninggalan gurunya, Mbah Muslim Rifa’i Imampuro (Mbah Lim), pengasuh Pondok Pesantren Al Mutaqien Pancasila Sakti Klaten.

Baginya, penutup kepala bukan sekadar pelengkap busana. “Seorang santri yang tidak menggunakan tutup kepala sering diledek, seperti ungkapan ‘rai ketan’,” tuturnya. Filosofinya jelas, songkok adalah pengingat agar pikiran tetap bersih, hati terpaut pada zikir, dan selalu menjaga etika santri.

Songkok lusuh itu ia yakini menyimpan karomah dari gurunya. “Memakai songkok ini adalah kebanggaan, dengan songkok ini saya selalu teringat untuk tawadhu’ dan mengabdi,” tegasnya.

Selain politisi, almarhum juga dikenal sebagai pengusaha perabotan dapur yang sukses. Namun, identitasnya sebagai santri dan murid Mbah Lim lebih menonjol dalam keseharian. Ia kagum pada gurunya yang selalu menegaskan slogan “NKRI Harga Mati”, sebuah prinsip yang juga diwariskan dan dijaga oleh Tarkiyat sepanjang hidupnya.

Kepergian Tarkiyat meninggalkan duka mendalam, khususnya bagi keluarga besar NU, GP Ansor, dan masyarakat Trenggalek yang pernah ia wakili di parlemen. Ia dikenang bukan hanya sebagai politisi, tetapi juga santri yang teguh menjaga warisan nilai dan etika dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

Selamat jalan, Tarkiyat. Semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT, dan segala pengabdianmu menjadi cahaya penerang di alam keabadian.



Kontributor : @Myanto.id
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Rabu, 03 September 2025

Maulid Nabi Muhammad SAW: Momentum Cinta dan Teladan Rasulullah


Pendahuluan

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW, yang biasanya jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal dalam kalender Hijriyah. Umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati maulid dengan berbagai bentuk kegiatan, seperti pembacaan shalawat, ceramah keagamaan, kajian sirah nabawiyah, hingga kegiatan sosial. Peringatan ini bukan sekadar tradisi, melainkan sarana untuk mengingat, meneladani, dan memperkuat kecintaan kepada Rasulullah SAW.


Dalil Al-Qur’an tentang Kelahiran dan Kemuliaan Rasulullah SAW

  1. Kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam

    وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

     “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”

    (QS. Al-Anbiya [21]: 107)

    Ayat ini menegaskan bahwa kehadiran Nabi Muhammad SAW adalah anugerah besar dari Allah untuk seluruh manusia dan alam semesta. Dengan memperingati maulid, umat Islam mengekspresikan rasa syukur atas nikmat terbesar ini.

  2. Perintah untuk bergembira atas karunia Allah

    قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ ۖ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

     “Katakanlah (Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dengan itu hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”

    (QS. Yunus [10]: 58)

    Ulama menafsirkan bahwa rahmat Allah yang paling besar adalah diutusnya Rasulullah SAW. Maka bergembira dalam peringatan maulid Nabi termasuk bagian dari pengamalan ayat ini.


Dalil Hadits tentang Peringatan dan Kecintaan kepada Nabi

  1. Kecintaan kepada Nabi sebagai bagian dari iman
    Rasulullah SAW bersabda:

    “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”
    (HR. Bukhari dan Muslim)

    Hadits ini menunjukkan pentingnya kecintaan kepada Rasulullah. Maulid menjadi momentum untuk menumbuhkan cinta tersebut melalui pengenalan kisah hidup dan teladannya.

  2. Nabi Muhammad SAW berpuasa pada hari Senin karena hari kelahirannya

    Dari Abu Qatadah, Nabi SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab:
    “Itu adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan wahyu kepadaku.”
    (HR. Muslim no. 1162)

    Hadits ini menjadi dasar bahwa memperingati hari kelahiran Nabi dengan cara-cara yang baik adalah sesuatu yang dianjurkan.


Hikmah Peringatan Maulid Nabi

  1. Menguatkan cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW dengan membaca shalawat, mendengarkan kisah perjuangan, dan meneladani akhlaknya.

  2. Menyatukan umat melalui kegiatan keagamaan dan sosial.

  3. Meningkatkan syiar Islam dengan menumbuhkan semangat dakwah dan amal shalih.

  4. Media pendidikan generasi muda agar mengenal sejarah Nabi sejak dini.


Pandangan Ulama tentang Maulid

  • Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Husn al-Maqsid fi ‘Amal al-Maulid menjelaskan bahwa peringatan maulid Nabi termasuk bid’ah hasanah (amal baik yang tidak bertentangan dengan syariat).

  • Ibnu Hajar al-‘Asqalani, ulama hadits terkemuka, menyatakan bahwa memperingati maulid dengan kegiatan baik seperti membaca Al-Qur’an, memberi makan fakir miskin, dan shalawat adalah amal yang berpahala.


Kesimpulan

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang memiliki dasar kuat dari Al-Qur’an, hadits, dan pandangan ulama. Bukan sekadar acara seremonial, tetapi sebagai sarana untuk menumbuhkan kecintaan, meneladani akhlak, dan memperkokoh iman umat Islam. Dengan memperingati maulid, kita bersyukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.


Referensi

  1. Al-Qur’an al-Karim.

  2. Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.

  3. Imam As-Suyuthi, Husn al-Maqsid fi ‘Amal al-Maulid.

  4. Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari.

  5. M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis, (Lentera Hati, 2011).

  6. KH. Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Amaliah Maulid Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2010).



Penulis : Murdiyanto (Ketua BSA Trenggalek)
.
Share:

Minggu, 31 Agustus 2025

Hari Jadi ke-831, Gus Zakki Ajak Pemerintah Trenggalek Lebih Berpihak kepada Rakyat


Trenggalek – Kabupaten Trenggalek resmi memasuki usia ke-831 tahun pada Ahad (31/8/2025). Dalam momentum bersejarah ini, Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Trenggalek, Agus H. M. Izuddin Zakki, menyerukan agar peringatan Hari Jadi tidak sekadar seremonial, tetapi menjadi refleksi nyata bagi pemerintah untuk lebih berpihak kepada rakyat.

Mengusung tema “Neng-Ning-Nang”, peringatan Harjad Trenggalek kali ini memuat filosofi Jawa tentang pengendalian diri, kejernihan batin, serta tindakan konkret yang bermanfaat bagi masyarakat. Filosofi tersebut turut tergambar dalam logo Hari Jadi yang menampilkan simbol Gunungan Wayang, Gunung, Laut, dan Masyarakat, dengan bentuk simetris yang merepresentasikan harmoni antara alam, budaya, dan kebersamaan warga Trenggalek.

“Momen Hari Jadi ke-831 ini harus menjadi prioritas nyata keberpihakan pemerintah kepada rakyat,” tegas Gus Zakki, Sabtu (30/8/2025).

Ia menilai, banyak agenda pemerintahan yang sebenarnya bisa dikurangi bahkan ditiadakan. Seperti rapat-rapat berlebihan maupun kunjungan kerja yang justru menguras anggaran. Menurutnya, lebih baik dana tersebut dialihkan langsung untuk program konkret yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Apapun bentuknya, baik pembangunan fisik maupun program sosial, yang terpenting adalah dampaknya bisa langsung dirasakan rakyat,” imbuh alumnus Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri ini.

Gus Zakki juga menegaskan bahwa ASN sudah mendapat gaji dan tunjangan, sehingga bekerja dengan baik bukanlah prestasi melainkan kewajiban. Yang layak disebut prestasi, lanjutnya, adalah ketika birokrasi benar-benar mampu menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat kecil.

Ia mengingatkan jangan sampai ada warga Trenggalek yang kesulitan makan, sementara para pejabat menggelar rapat mewah di hotel berbintang dengan sajian berlimpah. “Jangan biarkan rakyat tinggal di rumah bocor, sedangkan pejabat tidur nyaman di hotel hanya untuk menghabiskan anggaran agar tidak ada Silpa,” kritiknya.

Lebih jauh, Gus Zakki mengajak agar pejabat dan pemangku kebijakan di Trenggalek menghapus agenda yang tidak perlu, lalu menggantinya dengan program langsung yang berdampak pada kesejahteraan rakyat.

Selain itu, ia juga mengingatkan para kader Ansor dan Banser untuk menjaga soliditas, satu komando, serta tetap berpihak kepada masyarakat lemah (mustad’afin). “Kalian adalah Ansor, bukan Mansur yang harus ditolong. Tugas kalian jelas, berpihak kepada mereka yang tertindas, namun jangan sampai mudah terprovokasi,” tandasnya.


Kontributor : Madchan Jazuli
Editor : Tim Media BSA Trenggalek


Share:

Minggu, 17 Agustus 2025

Turnamen Futsal PC GP Ansor Trenggalek Semarakkan HUT ke-80 Republik Indonesia


Trenggalek – Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Trenggalek akan menggelar Turnamen Futsal Ansor Cup pada Minggu, 07 September 2025. Ajang bergengsi ini akan diikuti oleh tim futsal dari Pimpinan Ranting GP Ansor se-Kabupaten Trenggalek.

Kegiatan tersebut akan dipusatkan di Fufo Sport Trenggalek, dengan total hadiah uang pembinaan sebesar Rp. 2.500.000,-. Para juara akan mendapatkan apresiasi, masing-masing: Juara 1 Rp. 1.000.000,-, Juara 2 Rp. 750.000,-, Juara 3 Rp. 500.000,-, dan Juara 4 Rp. 250.000,-.

Pendaftaran turnamen resmi dibuka mulai saat ini hingga 04 September 2025, dengan kontribusi Rp. 50.000 per tim, sementara technical meeting akan dilaksanakan pada 05 September 2025.

Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Sahabat Gus H. Muh. Izuddin Zakky, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari semangat kebersamaan dan sportivitas kader Ansor di Trenggalek.

“Turnamen futsal ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga wadah mempererat ukhuwah antar ranting GP Ansor se-Kabupaten Trenggalek. Semangat kebersamaan inilah yang sejalan dengan nilai perjuangan para pendiri bangsa dalam HUT ke-80 Republik Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, Sahabat Hidayat Nur, selaku Koordinator Turnamen, menegaskan bahwa persiapan kegiatan telah dilakukan secara matang.

“Kami membuka kesempatan bagi seluruh Ranting GP Ansor di Trenggalek untuk berpartisipasi. Harapannya, turnamen ini berjalan dengan lancar, penuh semangat sportivitas, dan menjadi tradisi positif bagi kader muda Ansor di bidang olahraga,” ujarnya.

Dengan adanya turnamen ini, GP Ansor Trenggalek berharap dapat melahirkan semangat juang, kekompakan, serta kreativitas generasi muda dalam mengisi kemerdekaan melalui jalur yang sehat, sportif, dan penuh persaudaraan.


Informasi selengkapnya: 
081335954554 (sahabat Hidayat)


Oleh : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Rabu, 06 Agustus 2025

Ketua PC GP Ansor Trenggalek Beri Pembekalan Semangat Khidmad di Pembukaan Konferancab Ke-XIII PAC GP Ansor Watulimo


Watulimo – Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Trenggalek, Gus Muh. Izuddin Zakki, hadir dan memberikan sambutan sekaligus pembekalan dalam pembukaan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) Ke-XIII PAC GP Ansor Watulimo yang digelar di Hotel Prigi - Jln. Raya Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Dalam sambutannya, Gus Zakki menekankan pentingnya menjaga marwah organisasi, memperkuat kaderisasi, dan mengokohkan sinergi antarbanom di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Ia juga mengingatkan agar seluruh kader tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

“Konferancab ini bukan sekadar memilih ketua baru, tetapi momentum untuk mengevaluasi, memperkuat visi, dan menyusun langkah strategis ke depan. Kader Ansor harus siap menjadi garda terdepan menjaga NKRI, ulama, dan ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin,” ujar Gus Zakki di hadapan peserta.


Lebih lanjut, Gus Zakki mendorong para peserta untuk menjadikan forum Konferancab sebagai ajang membangun persaudaraan dan menumbuhkan semangat khidmat.

“Jangan sampai perbedaan pilihan memecah ukhuwah. Kita semua adalah keluarga besar Ansor–Banser yang memiliki tujuan sama, yakni berkhidmat kepada agama, bangsa, dan jam’iyah. Mari kita kokohkan tekad untuk terus istiqamah di jalan perjuangan ini,” tegasnya.

Acara pembukaan berlangsung khidmat dan penuh semangat, dihadiri jajaran pengurus MWC NU Watulimo, tokoh masyarakat, pimpinan Banom NU, serta ratusan kader Ansor dan Banser. Dengan pembekalan dari Ketua PC GP Ansor Trenggalek, para peserta diharapkan semakin siap mengikuti seluruh rangkaian Konferancab hingga terpilihnya kepengurusan baru masa khidmat 2025–2028.



Kontributor : Tim BSA Trenggalek
.
Share:

Jumat, 25 Juli 2025

PAC GP Ansor Kampak Gelar Upgrading dan Ngopi Bareng, Satukan Spirit dan Gagasan untuk Kemanfaatan Umat


Kampak, Trenggalek, 25 Juli 2025 — Suasana keakraban mewarnai pelaksanaan kegiatan Upgrading yang diselenggarakan oleh Satkoryon Banser PAC GP Ansor Kampak pada Jumat malam Sabtu (25/7). Bertempat di halaman rumah Sahabat Yasiron, Desa Senden, Kecamatan Kampak, kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 53 personel Banser dari seluruh desa di wilayah Kecamatan Kampak.

Dengan mengangkat tema:
“Ngopi Bareng; Menyemai Kebersamaan untuk Mewujudkan Soliditas Organisasi dalam Gerak Satu Komando Menuju Kemaslahatan dan Kebermanfaatan Bersama,” kegiatan ini menjadi sarana silaturahmi kader sekaligus penguatan visi kebanseran dalam satu napas perjuangan.


Ketua PAC GP Ansor Kampak, Muh. Zainul Fuad, hadir memberikan motivasi dan pembekalan seputar sejarah GP Ansor serta peran penting pemuda dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Ia menyampaikan bahwa Banser harus menjadi bagian dari solusi atas persoalan-persoalan umat dan bangsa.

“Kita ini pewaris semangat juang para ulama dan pejuang. Jangan biarkan tubuh organisasi ini hanya menjadi simbol. Ia harus hidup, bergerak, dan memberi manfaat,” tuturnya.

Dalam bagian lain sambutannya, ia juga menekankan pentingnya membangun kekompakan dan loyalitas dalam satu komando.

“Kita tidak butuh banyak orang, tapi kita butuh orang-orang yang siap bersama-sama, berjalan dalam satu barisan. Karena kekuatan Banser bukan pada jumlah, tapi pada soliditas dan kesetiaannya pada garis perjuangan,” ujarnya.


Kegiatan berlangsung santai namun penuh makna, dengan balutan diskusi terbuka, refleksi peran Banser, serta ngopi bareng yang mempererat kebersamaan antaranggota. Meski tanpa panggung besar, kegiatan ini memberikan ruang yang hangat dan bermakna bagi kader Banser untuk memperbarui semangat dan komitmen perjuangannya.

Para peserta mengapresiasi kegiatan ini dan berharap Upgrading serupa bisa digelar secara berkala sebagai sarana konsolidasi dan kaderisasi berkelanjutan di tubuh Banser Kecamatan Kampak.



Kontributor : Myanto.ID
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Kamis, 24 Juli 2025

Menyongsong Konferancab Ke-XIII, PAC Ansor Watulimo Mantapkan Kesiapan Teknis


Gemaharjo, Trenggalek — 23 Juli 2025
Menjelang pelaksanaan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) Ke-XIII, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Watulimo menggelar rapat koordinasi intensif di Mako Anwalin, yang merupakan kediaman Ketua PAC, Sahabat Murdiyanto, di Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo.

Rapat yang digelar pada Rabu malam ini dihadiri oleh seluruh unsur strategis organisasi, mulai dari jajaran Pengurus Harian PAC, Ketua-Ketua Pimpinan Ranting, Kasatkorkel Banser, hingga perwakilan dari Ranting yang berhalangan hadir secara langsung.

Agenda rapat difokuskan pada pemantapan teknis dan strategi pelaksanaan Konferancab Ke-XIII yang dijadwalkan akan berlangsung pada 6–7 Agustus 2025 di Hotel Prigi & Resort, yang berlokasi di Jl. Raya Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.


Dalam arahannya, Ketua PAC GP Ansor Watulimo, Sahabat Murdiyanto menekankan pentingnya kesiapan secara menyeluruh agar Konferancab berjalan maksimal, tertib, dan memberikan dampak strategis bagi kemajuan organisasi.

“Kita ingin menciptakan suasana konferensi yang nyaman, kondusif, dan terorganisir. Maka kita sepakat untuk memanfaatkan seluruh fasilitas yang tersedia di Hotel Prigi: mulai dari aula utama, mushola, gedung pendukung, hingga seluruh kamar hotel sebanyak 21 kamar,” ujar Murdiyanto.

Langkah pemanfaatan penuh fasilitas hotel ini diambil sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjadikan Konferancab sebagai ajang konsolidasi organisasi yang berkualitas, efektif, dan bermartabat.

Suasana rapat berlangsung dinamis namun tetap cair. Setiap peserta diberikan ruang untuk menyampaikan pandangan, masukan, dan kesiapan teknis dari masing-masing ranting. Acara kemudian ditutup dengan ramah tamah dan doa bersama sebagai wujud kebersamaan dan harapan atas kelancaran Konferancab mendatang.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Selasa, 22 Juli 2025

Dakwah Humanis Ulama Nusantara, Warisan yang Harus Dijaga


Dalam perjalanan sejarah Islam di Nusantara, satu hal yang patut direnungkan adalah karakter dakwah para ulama yang lebih mengedepankan pendekatan budaya dan humaniora dibandingkan jalan pintas berupa vonis keagamaan atau fatwa yang kaku. Seperti yang disampaikan oleh Zulkarnaen Mahmud, Wakil Bendahara Umum PP GP Ansor, “Ulama di Nusantara sejak dulu tidak mudah mengeluarkan fatwa. Bahkan sejak era Wali Songo, mereka lebih memilih pendekatan yang mengedepankan pemahaman sosial dan budaya ketimbang menjatuhkan vonis atau label atas persoalan keumatan.”

Pernyataan ini bukan sekadar romantisme sejarah, melainkan cermin realitas yang telah dibuktikan oleh para wali dan kyai dalam membumikan ajaran Islam di tengah keragaman masyarakat Indonesia. Islam berkembang pesat di negeri ini bukan melalui pedang atau tekanan, tetapi melalui kearifan lokal, kesabaran, dan kecintaan terhadap umat. Wali Songo tidak langsung menolak budaya lokal, tapi mengisinya dengan nilai-nilai Islam—ini bukan kompromi aqidah, tetapi strategi dakwah.

Zulkarnaen juga menyoroti fenomena mengkhawatirkan di mana muncul tudingan sembrono, seperti menganggap ulama thariqah tidak memahami fikih. Ini adalah bentuk kegagalan memahami sejarah dan kontribusi besar tarekat dalam membentuk karakter keislaman yang moderat di Indonesia. Tarekat bukanlah aliran tanpa dasar hukum syar’i, justru banyak ulama fiqh besar yang juga merupakan mursyid thariqah. Penghinaan terhadap mereka bukan hanya bentuk pelecehan, tapi juga perusakan terhadap harmoni keislaman Indonesia.

Fenomena dakwah berbasis vonis seperti mengharamkan atau menyesatkan kelompok lain semakin menguat di era digital. Dakwah disederhanakan menjadi konten-konten provokatif yang mengejar viralitas alih-alih mendalamkan makna. Padahal, seperti dikatakan Zulkarnaen, “Islam di Indonesia besar bukan karena kanalisasi fatwa, tetapi karena pendekatan yang tidak melulu vonis haram dan sesat.”

Kita harus sadar bahwa kekuatan Islam Nusantara justru terletak pada pendekatannya yang inklusif, adaptif, dan kontekstual. Islam yang dibawa oleh para ulama kita adalah Islam yang merangkul, bukan memukul. Islam yang mengajak, bukan mengejek. Islam yang membimbing, bukan menghakimi.

Karena itu, warisan dakwah humanis ala Wali Songo dan para ulama Nusantara harus dijaga. Generasi muda harus belajar bahwa keberhasilan dakwah bukan pada seberapa banyak vonis dijatuhkan, tetapi seberapa besar umat tercerahkan dan terayomi. Jangan biarkan semangat dakwah warisan para kyai tergerus oleh semangat penghakiman yang dangkal dan sempit.



Penulis : Zulkarnaen Mahmud (Wakil Bendahara Umum PP GP. Ansor)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Sabtu, 19 Juli 2025

Mengenang Keteladanan KH. Muhammad Yunus: Ulama Istiqamah dari Jajar Trenggalek


Dalam sejarah pesantren dan dunia pendidikan Islam di Trenggalek, nama K.H. Muhammad Yunus atau yang akrab disebut Mbah Unus merupakan sosok yang tidak bisa dilupakan. Beliau adalah seorang ulama yang lahir di Dusun Ngelo, Desa Sukorame, Gandusari, Trenggalek pada tahun 1929 dan menjadi teladan dalam keistiqamahan, kesabaran, serta ketulusan dalam membina santri dan mengembangkan lembaga pendidikan Islam di daerahnya.

Jejak Keilmuan dan Pengabdian

Lebih dari 20 tahun K.H. Yunus menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, sebuah pesantren besar yang telah banyak mencetak ulama terkemuka di Indonesia. Sepulang dari Lirboyo, beliau tidak langsung kembali ke kehidupan biasa, melainkan atas dorongan para sesepuh, beliau diminta mendirikan madrasah diniyah di daerahnya. Madrasah tersebut berkembang pesat hingga menampung ratusan santri dari berbagai wilayah sekitar.

Pada tahun 1961, K.H. Yunus diambil menantu oleh Gus Qomaruddin, putra dari Kyai Badruddin Jajar, dan dinikahkan dengan Nyai Hj. Hilaliyah, adik dari Gus Qomar. Sejak saat itu, KH. Yunus pun menetap dan mengabdi di Pondok Pesantren Darussalam Jajar, Desa Sumbergayam, Kecamatan Durenan, Trenggalek.

Gaya Mengajar yang Unik dan Mendalam

Salah satu murid beliau, K.H. Sulaiman Zuhdi Ahmad dari Ngelo, Gandusari, mengenang bagaimana KH. Yunus mengajar dengan metode khas Lirboyo: taqrir dan murod. Beliau tidak sekadar membaca kitab, melainkan juga memberikan pemahaman makna (taqrir) dan maksud (murod) secara mendalam, hingga santri paham secara harfiah dan maknawiyah. Bahkan bagi santri yang kesulitan Bahasa Indonesia, seperti halnya KH. Qornen dari Kedunglurah, beliau tetap sabar membimbing agar mereka bisa menangkap isi pelajaran.

Beliau dikenal istiqamah mengajar di serambi Masjid Jajar. Uniknya, suara beliau terdengar jelas hingga ke santri yang berada di bagian paling pinggir serambi atau yang terhalang dinding sekalipun, padahal beliau tidak berbicara keras. Fenomena ini menjadi salah satu bentuk karamah dan kekhususan yang banyak disaksikan para santrinya.

Kesabaran dan Keteladanan

Kesabaran K.H. Yunus tampak jelas dalam mendidik para santri. Ketika K.H. Zuhdi muda kesulitan menghafal bait-bait Alfiyah Ibnu Malik, beliau tetap diberi kesempatan setoran meski harus menulis hafalan di belakang papan tulis agar bisa membacanya. Alih-alih dimarahi, K.H. Yunus justru menanggapi dengan sabar dan doa.

Dalam kehidupan sehari-hari, KH. Yunus dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana dan tidak banyak bepergian. Fokus utama beliau adalah membina santri dan menghidupkan madrasah. Namun sekitar awal 1970-an, beliau juga aktif ke sawah untuk merawat tanaman padinya sendiri — sebuah cermin dari kemandirian dan kesungguhan hidup beliau.

Warisan Keteladanan

K.H. Muhammad Yunus bukan hanya sosok guru, tetapi juga pengayom dan pembina yang membentuk karakter dan keilmuan para santrinya. Dari tangan beliau lahir para ulama dan kyai muda yang kini turut melanjutkan perjuangan dakwah dan pendidikan Islam di berbagai pelosok. Keistiqamahan, kesederhanaan, kedalaman ilmu, serta kesabaran beliau menjadi warisan paling berharga bagi umat.

Dalam kenangan para murid dan masyarakat, Mbah Unus adalah teladan ulama sejati. Hidupnya diabdikan untuk ilmu, untuk santri, dan untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan maghfirah kepada beliau, serta menjadikan perjuangannya sebagai amal jariyah yang terus mengalir hingga hari kiamat. Aamiin.


Kontributor : Madkhan Jazuli 
Editor : Murdiyanto - BSA Trenggalek
.
Share:

Kamis, 17 Juli 2025

Rutinan Rijalul Ansor Trenggalek di Pendopo Pemkab: Merawat Spirit Dzikir, Menguatkan Militansi Kader


Trenggalek, 17 Juli 2025Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDSRA) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek kembali menggelar rutinan malam Jum’at Legi di Pendopo Kabupaten Trenggalek. Kegiatan ini menjadi bagian dari tradisi spiritual yang terus dijaga untuk membangun kekuatan ruhani serta militansi kader muda Nahdlatul Ulama.

Rutinan yang dilaksanakan setiap malam Jum’at Legi ini diawali dengan lantunan sholawat Nabi yang menggema di pendopo, menciptakan suasana syahdu dan khidmat. Acara kemudian dibuka secara resmi dengan pembacaan hadlarah fatihah oleh Ketua MDSRA PC GP. Ansor Trenggalek, Gus Muhammad Nasir, sebagai bentuk tabarukan dan doa bersama.

Dalam sambutannya, Gus Muh. Nasir menyampaikan bahwa dzikir dan sholawat bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan energi spiritual yang mengikat batin para kader agar senantiasa istiqamah dalam pengabdian.
“Dzikir ini adalah cara kita merawat ruh perjuangan. Kalau jasmani kita diberi makan, maka ruhani kita harus dipenuhi dengan sholawat dan dzikir. Inilah cara Ansor menjaga energi spiritualnya,” ungkap Gus Nasir.

Setelah hadlarah fatihah dan amalan/auradan, acara dilanjutkan dengan kajian singkat yang disampaikan oleh Sahabat Prayitno, salah satu pengurus MDSRA PC GP. Ansor Trenggalek. Dalam kajiannya, ia membahas beberapa amalan khusus yang menjadi bagian dari karakter spiritual kader Rijalul Ansor.
“Amalan kader Rijalul Ansor tidak hanya pada kegiatan dzikir dan sholawat. Namun juga pada kebiasaan membaca wirid, menjaga shalat berjamaah, dan membiasakan istighfar serta sholawat di setiap kondisi. Inilah kekuatan kita,” ujar sahabat Prayitno dalam kajiannya.

Di konfirmasi ditempat terpisah, Ketua PC GP. Ansor Trenggalek, Gus Muh. Izuddin Zakki, turut memberikan sambutan apresiasi atas istiqamahnya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan MDSRA bukan hanya menjadi kekuatan spiritual, tetapi juga menjadi media pembentukan karakter kader.
“Saya mengapresiasi sahabat-sahabat Rijalul Ansor yang terus istiqamah menjaga tradisi. Tradisi ini adalah jati diri kita. Bila ingin kuat dalam pergerakan, maka kuatkan dulu fondasi ruhani. Jangan pernah lelah mencintai sholawat, karena di situlah berkah perjuangan akan terus mengalir,” terang Gus Zakki.

Rutinan ini ditutup dengan doa dan lantunan shalawat dengan harapan agar seluruh kader tetap dalam lindungan Allah SWT serta diberikan kekuatan dalam mengemban tugas pengabdian, baik di masyarakat maupun di tubuh organisasi. Kegiatan ini juga menjadi momentum silaturahim antar kader se-Kabupaten Trenggalek dan memperkuat tali persaudaraan dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Khidmat dan Penuh Semangat: PAC GP Ansor Watulimo Gelar Lailatul Ijtima’ Rijalul Ansor di Desa Ngembel


Ngembel, Watulimo – Semangat pengabdian dan spiritualitas kader Gerakan Pemuda Ansor kembali terpancar dalam kegiatan Lailatul Ijtima’ yang digelar oleh Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor PAC GP Ansor Watulimo pada Rabu malam, 16 Juli 2025. Kegiatan ini berlangsung di kediaman sahabat Kusyadi, Wakil Ketua Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Ngembel, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Acara dihadiri oleh Ketua PAC GP Ansor Watulimo, Murdiyanto, bersama jajaran Pengurus Harian PAC, pengurus MDS Rijalul Ansor, Satkoryon Banser, Denwatser, Pimpinan Ranting, Kasatkorkel Banser, dan seluruh kader GP Ansor Desa Ngembel. Suasana kebersamaan dan kekhusyukan terasa sejak awal hingga akhir acara.


Dalam sambutan pembuka, Murdiyanto menekankan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi, namun juga sarana penyucian jiwa serta peneguhan komitmen kader dalam menjalankan amanah organisasi.

Ansor tidak hanya hadir di medan sosial dan kebangsaan, tetapi juga hadir dalam ruang-ruang spiritual seperti ini. Dzikir dan sholawat adalah ruh gerakan kita,” ujar beliau.

Ia juga menyampaikan bahwa kekuatan gerakan Ansor terletak pada keseimbangan antara militansi dan spiritualitas.

Dengan dzikir, kita menyambung sanad rohani kepada para masyayikh dan pendiri jam’iyyah. Dengan sholawat, kita menyalakan cinta kepada Nabi sebagai kekuatan perjuangan,” tambahnya.


Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan amalan kolektif: Istighotsah, pembacaan Hizib Nawawi, Hizib Nashar, Aurad Mbah Hasyim Asy’ari, dan ditutup dengan pembacaan Mahalul Qiyam yang dipimpin secara berjamaah.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ladang ibadah, tetapi juga ruang konsolidasi kader. Usai rangkaian dzikir dan sholawat, acara dilanjutkan dengan diskusi ringan seputar peran strategis kader di tingkat desa, serta ramah tamah yang mempererat solidaritas antaranggota.

Majelis ini harus terus hidup di seluruh ranting. Di sinilah tempat kita menyusun niat, menguatkan tekad, dan melestarikan nilai-nilai perjuangan para pendiri Nahdlatul Ulama,” tutur Murdiyanto sebelum mengakhiri sambutannya.


Dengan suasana hangat dan penuh hikmah, Lailatul Ijtima’ malam itu menjadi cermin dari gerakan Ansor yang tidak hanya bergerak dengan otot, tetapi juga dengan hati yang terpaut kepada Allah dan Rasul-Nya.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Rabu, 16 Juli 2025

Efektivitas Organisasi Melalui Perencanaan SMART: Urgensi Program Kerja, Eksekusi, dan Evaluasi


Dalam dunia organisasi, baik skala kecil maupun besar, keberhasilan tidak terjadi secara kebetulan. Ia merupakan hasil dari perencanaan yang matang, pelaksanaan yang disiplin, serta evaluasi yang konsisten. Di sinilah pentingnya Program Kerja, Eksekusi, dan Evaluasi sebagai siklus dinamis yang memastikan organisasi tetap pada jalurnya. Untuk meningkatkan efektivitas proses tersebut, penerapan prinsip SMARTSpecific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time-bound — menjadi sangat relevan dan strategis.

1. Program Kerja: Fondasi Langkah Nyata

Sebuah organisasi tanpa program kerja ibarat kapal tanpa kompas. Program kerja menjadi peta jalan yang menjabarkan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, serta kapan dan siapa yang bertanggung jawab. Di sinilah prinsip Specific dan Measurable bekerja. Tujuan yang terlalu umum seperti “meningkatkan kinerja” tidak akan membawa arah yang jelas. Namun, jika dituliskan menjadi “meningkatkan produktivitas kerja sebesar 20% dalam 6 bulan dengan pelatihan dan pendampingan” — barulah tujuan itu menjadi SMART.

2. Eksekusi: Menjadikan Rencana Menjadi Aksi

Program kerja yang brilian tidak akan berarti tanpa eksekusi yang konsisten. Di tahap ini, prinsip Achievable dan Realistic sangat penting. Organisasi harus memastikan bahwa tujuan yang dirancang memang dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang ada — baik berupa SDM, waktu, anggaran, maupun dukungan internal. Target yang terlalu ambisius dan tidak realistis justru akan menimbulkan demotivasi dan kegagalan kolektif.

3. Evaluasi: Kunci Perbaikan dan Pertumbuhan

Evaluasi merupakan cermin dari akuntabilitas. Program yang telah dijalankan perlu dianalisis sejauh mana keberhasilannya, apakah sesuai target, apa hambatannya, dan bagaimana solusinya. Di sini, prinsip Measurable dan Time-bound kembali berperan. Evaluasi yang dilakukan secara periodik dan berdasarkan indikator yang terukur memungkinkan organisasi untuk belajar dari pengalaman, menyesuaikan strategi, dan memperbaiki program ke depan.


Mengapa Prinsip SMART Membuat Organisasi Lebih Efektif?

SMART adalah kerangka berpikir yang memaksa organisasi untuk berpikir jernih, menghindari ilusi keberhasilan semu, dan fokus pada hasil yang nyata. Dengan prinsip ini, setiap program kerja menjadi lebih terarah, terukur, dan memiliki peluang lebih besar untuk sukses. Tujuan tidak hanya menjadi cita-cita, tetapi menjadi komitmen bersama yang bisa dicapai secara bertahap.


Penutup: Organisasi Hebat Bukan yang Tanpa Masalah, Tapi yang Punya Sistem

Organisasi yang berhasil bukanlah yang bebas dari tantangan, tetapi yang mampu mengelola setiap prosesnya dengan sistem yang baik — mulai dari perencanaan program, pelaksanaan yang disiplin, hingga evaluasi yang objektif. Dengan mengintegrasikan prinsip SMART dalam setiap tahapan tersebut, organisasi akan memiliki kekuatan struktural dan budaya kerja yang solid untuk terus bertumbuh dan berkontribusi secara nyata.


Referensi:

  • Doran, G. T. (1981). “There’s a S.M.A.R.T. way to write management’s goals and objectives.” Management Review, 70(11), 35–36.

  • Locke, E. A., & Latham, G. P. (2002). “Building a practically useful theory of goal setting and task motivation.” American Psychologist, 57(9), 705–717.

  • Robbins, S. P., & Coulter, M. (2020). Management (15th ed.). Pearson Education.



Penulis : Murdiyanto (Wk. Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:
Mengabdi Tanpa Batas, Berjuang Tanpa Lelah - Jiwa Ansor Menjaga Marwah Nahdlatul Ulama


Pengabdian adalah jalan panjang tanpa pamrih, di mana langkah kaki bukan semata-mata demi pujian, melainkan demi tegaknya nilai kebaikan dan terjaganya warisan perjuangan.


Di Gerakan Pemuda Ansor, setiap Keringat adalah Saksi, setiap Lelah adalah Amal, dan setiap Ikhtiar adalah Bukti Cinta kepada Agama, Bangsa, dan Tanah Air.


Jangan hitung apa yang telah diberikan, tapi hitunglah berapa banyak yang masih bisa diperjuangkan. Karena di medan dakwah dan pengabdian, hanya mereka yang berhati ikhlas dan berjiwa baja yang mampu bertahan.

Teruslah menyalakan Obor Semangat, sebab Ansor bukan hanya Nama, tapi Jiwa yang menanamkan Nilai 'Hubbul Wathan Minal Iman' dalam setiap Denyut Kehidupan

Terjemahkan

PROGRAM BUMA

Ansor Trenggalek Online – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kabupaten Trenggalek terus berkomitmen menguatkan kemandirian ...

Selamat Datang Sahabat

Arsip Blog

Sahabat Kita