Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek

Mohon Maaf

Masih dalam Tahap Pengembangan.

Mohon Maaf

Masih dalam Tahap Pengembangan.

Mohon Maaf

Masih dalam Tahap Pengembangan.

Senin, 07 Juli 2025

Menjaga Ilmu, Menjunjung Adab, dan Merawat Islam Moderat di Era Global


Ilmu, adab, dan Islam moderat adalah tiga pilar penting yang harus terus dijaga dan dikembangkan dalam kehidupan umat Islam, khususnya di tengah dinamika era global saat ini. Ketiganya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam mewujudkan masyarakat yang beradab, cerdas, dan damai.

Ilmu: Kunci Peradaban dan Kemajuan

Ilmu pengetahuan menjadi pondasi utama dalam membangun peradaban. Allah SWT dalam Al-Qur’an telah memuliakan orang-orang berilmu. Firman-Nya:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Ilmu pengetahuan membuka cakrawala berpikir, membentuk karakter, serta menjadi sarana memperkuat keimanan. Namun, ilmu tanpa adab akan melahirkan generasi yang cerdas namun kehilangan arah dan kepekaan sosial.

Adab: Jiwa dari Ilmu dan Kehidupan

Imam Malik pernah berkata kepada Imam Syafi’i, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.” Perkataan ini menegaskan bahwa adab bukan sekadar pelengkap, melainkan ruh dari ilmu itu sendiri. Adab mencakup tata krama, etika, sopan santun, serta penghormatan terhadap guru, orang tua, dan sesama manusia.

Di era digital yang serba cepat ini, krisis adab sangat nyata. Media sosial kerap dipenuhi ujaran kebencian, fitnah, dan ketidaksopanan. Karena itulah, membangun karakter adab menjadi sebuah keniscayaan agar ilmu yang diperoleh tidak menjadikan seseorang angkuh atau merusak tatanan sosial.

Islam Moderat: Jalan Tengah Menuju Keseimbangan

Islam moderat atau wasathiyah adalah prinsip Islam yang berimbang dan mengedepankan toleransi. Islam bukan agama kekerasan, bukan pula agama yang ekstrem dalam beragama atau terlalu longgar dalam prinsip. Islam moderat adalah Islam yang menghargai perbedaan, mencintai perdamaian, namun tetap teguh dalam aqidah dan syariat.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, telah lama menerapkan prinsip Islam moderat. Organisasi seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menjadi contoh nyata Islam yang mengedepankan dakwah bil hikmah, menghormati budaya lokal, serta menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi.

Menjaga Tiga Pilar di Era Global

Menghadapi tantangan global—baik berupa arus informasi tanpa batas, budaya instan, maupun ancaman ideologi transnasional—umat Islam Indonesia perlu meneguhkan kembali komitmen terhadap ilmu, adab, dan moderasi Islam. Ketiganya harus diterapkan secara seimbang agar terlahir generasi yang cerdas, berakhlak mulia, serta mampu menjadi rahmat bagi semesta (rahmatan lil ‘alamin).

Pendidikan formal dan non-formal, pondok pesantren, madrasah, serta lembaga keagamaan lainnya memegang peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai ini kepada generasi muda. Dengan begitu, masa depan Islam akan tetap terjaga dalam keindahan ilmu, kemuliaan adab, dan keseimbangan moderasi.


Daftar Pustaka

  1. Al-Qur'an al-Karim.

  2. Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. (1993). Islam and Secularism. ISTAC.

  3. Gus Dur, Abdurrahman Wahid. (1999). Islamku, Islam Anda, Islam Kita. The Wahid Institute.

  4. Quraish Shihab. (1996). Wawasan Al-Qur'an. Mizan.

  5. Said Aqil Siradj. (2014). Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara. LKiS.



Kontributor : Murdiyanto (Ketua BSA Trenggalek)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Qonun-Qonun Nahdlatul Ulama: Sejarah, Pengertian, dan Peranannya dalam Organisasi

Pendahuluan

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang berdiri pada 31 Januari 1926 di Surabaya. Organisasi ini memiliki peran besar dalam menjaga ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah dan memperjuangkan kemaslahatan umat. Salah satu kekuatan organisasi NU adalah keberadaan Qonun-Qonun NU yang menjadi pedoman resmi dalam penyelenggaraan organisasi.

Pengertian Qonun-Qonun NU

Kata Qonun berasal dari bahasa Arab قانون yang berarti undang-undang atau peraturan. Dalam konteks NU, Qonun-Qonun NU adalah serangkaian peraturan dasar dan rumah tangga (AD/ART) yang mengatur segala aktivitas dan struktur organisasi, mulai dari tingkat pusat hingga tingkat ranting.

Qonun-Qonun NU ditetapkan untuk menjadi pedoman bersama bagi seluruh anggota NU agar organisasi berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, menjaga keutuhan organisasi, serta mewujudkan tujuan-tujuan strategis NU.

Sejarah Qonun-Qonun NU

Sejak berdirinya NU pada tahun 1926, para ulama pendiri telah menyusun Qonun-Qonun sebagai tata tertib dan panduan organisasi. Dalam berbagai muktamar, Qonun-Qonun ini terus disempurnakan menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan umat. Salah satu momen penting adalah pada Muktamar NU ke-27 di Situbondo tahun 1984, di mana NU kembali ke khittah 1926 dan memperkuat posisi Qonun-Qonun sebagai sumber rujukan organisasi.

Isi Pokok Qonun-Qonun NU

Secara garis besar, Qonun-Qonun NU mencakup hal-hal berikut:

1. Anggaran Dasar (AD) NU

  • Identitas organisasi (nama, lambang, tujuan, asas, dan kedudukan hukum)

  • Tujuan organisasi:

    • Menjaga ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah

    • Menyebarkan dakwah Islam

    • Mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan ajaran Islam

  • Keanggotaan NU

  • Struktur organisasi: Syuriyah (dewan ulama), Tanfidziyah (eksekutif), Mustasyar (penasihat)

  • Kedaulatan organisasi: Kedaulatan tertinggi berada di tangan Muktamar

2. Anggaran Rumah Tangga (ART) NU

  • Tata cara pemilihan pengurus

  • Kewenangan dan tanggung jawab pengurus

  • Mekanisme musyawarah dan muktamar

  • Hubungan antar tingkatan organisasi (Pusat, Wilayah, Cabang, Ranting)

  • Pemberhentian dan sanksi bagi anggota atau pengurus

3. Khittah NU

Khittah NU adalah garis perjuangan atau pedoman ideologis yang menegaskan bahwa NU berfungsi sebagai jam’iyah diniyah ijtima’iyah (organisasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan) yang independen dari kekuatan politik praktis.

4. Peraturan Organisasi (PO)

Selain AD/ART, NU juga memiliki Peraturan Organisasi (PO) yang mengatur lebih rinci tentang pelaksanaan teknis berbagai kegiatan organisasi, seperti:

  • Pedoman kaderisasi

  • Pedoman administrasi dan keuangan

  • Pedoman hubungan antar lembaga

Peranan Qonun-Qonun NU dalam Organisasi

  • Menjadi landasan hukum organisasi

  • Menjaga kesatuan visi dan misi NU

  • Mengatur hak dan kewajiban anggota serta pengurus

  • Menjaga kesinambungan tradisi keagamaan dan sosial

  • Menjadi acuan dalam pengambilan keputusan organisasi

Qonun-Qonun NU juga memastikan bahwa setiap tindakan dan kebijakan yang diambil selaras dengan prinsip-prinsip Islam Rahmatan lil ‘Alamin serta berorientasi pada kemaslahatan umat.

Penguatan Qonun-Qonun di Era Modern

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, NU terus memperbaharui dan menguatkan implementasi Qonun-Qonun dengan:

  • Digitalisasi administrasi organisasi

  • Penguatan kaderisasi berbasis Qonun-Qonun

  • Sosialisasi melalui media sosial dan pelatihan organisasi

Kesimpulan

Qonun-Qonun NU adalah ruh dan pilar organisasi Nahdlatul Ulama yang menjamin berjalannya roda organisasi sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah dan menjaga keutuhan organisasi di tengah dinamika zaman. Dengan memahami dan mengamalkan Qonun-Qonun NU, diharapkan setiap anggota NU dapat berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.


Daftar Pustaka / Referensi:

  1. Nahdlatul Ulama. (2022). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama. PBNU.

  2. Bruinessen, Martin van. (1994). NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru. Yogyakarta: LKiS.

  3. Wahid, Abdurrahman. (2001). Islamku, Islam Anda, Islam Kita. The Wahid Institute.

  4. NU Online. (2024). Khittah Nahdlatul Ulama 1926. Diakses dari: https://www.nu.or.id

  5. Choirul Anam. (2010). Pertumbuhan dan Perkembangan NU. Jakarta: LP3ES.



Ditulis Oleh : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Minggu, 06 Juli 2025

Peran Strategis Media Online dalam Memperkuat Dakwah di Organisasi GP Ansor

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah dakwah Islam. Organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor sebagai salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menyampaikan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah kepada masyarakat. Di era digital ini, media online menjadi sarana strategis yang tidak bisa diabaikan dalam menjalankan misi dakwah tersebut.

Manfaat Media Online untuk Dakwah GP Ansor

  1. Menjangkau Audiens Lebih Luas dan Beragam
    Media online memungkinkan dakwah menjangkau berbagai lapisan masyarakat, bahkan hingga ke mancanegara. Melalui media sosial, website, podcast, hingga video dakwah, pesan-pesan kebaikan dapat diterima oleh generasi muda yang kini lebih akrab dengan dunia digital.

  2. Efisiensi dan Kecepatan Penyampaian Informasi
    Informasi dakwah dapat disampaikan secara real-time tanpa batasan waktu dan tempat. Agenda kegiatan GP Ansor, nilai-nilai kebangsaan, toleransi, serta ajaran moderat Islam dapat dengan cepat diketahui publik.

  3. Penguatan Citra Positif Organisasi
    Media online menjadi wadah efektif untuk menunjukkan eksistensi dan kontribusi GP Ansor dalam bidang keagamaan, sosial, dan kebangsaan. Hal ini dapat mengurangi potensi penyebaran informasi yang menyesatkan atau hoaks tentang organisasi.

  4. Pemberdayaan Ekonomi dan Kaderisasi Digital
    Selain berdakwah, media online dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi umat dan kaderisasi berbasis digital. Pelatihan, webinar, dan forum diskusi daring memperkuat kapasitas intelektual dan spiritual kader.

Madharat Media Online untuk Dakwah GP Ansor

  1. Potensi Penyebaran Hoaks dan Fitnah
    Media online bersifat terbuka, sehingga berpotensi disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang GP Ansor atau menyebarkan berita palsu yang merusak citra organisasi.

  2. Perdebatan yang Tidak Produktif
    Media sosial kerap menjadi arena debat kusir yang justru menjauhkan dakwah dari esensinya. Diskusi yang seharusnya mendidik bisa berubah menjadi ajang saling serang dan menciptakan permusuhan.

  3. Kecanduan Media dan Lalai dari Dakwah Langsung
    Ketergantungan pada media online dapat membuat sebagian kader terlena, sehingga mengabaikan pentingnya dakwah bil hal (dakwah dengan perbuatan) dan dakwah langsung di tengah masyarakat.

  4. Penyebaran Paham Radikal atau Ekstremis
    Jika tidak diimbangi dengan penguatan literasi digital, media online justru dapat menjadi celah masuknya paham radikal yang bertentangan dengan prinsip moderasi Islam yang dianut GP Ansor.

Penutup

Media online adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan peluang besar bagi GP Ansor untuk menyebarkan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin secara efektif dan efisien. Di sisi lain, ia juga membawa potensi madharat jika tidak dikelola dengan bijak. Oleh karena itu, diperlukan kecerdasan digital, etika komunikasi, serta penguatan literasi agama agar manfaatnya bisa dimaksimalkan dan madharatnya bisa diminimalisir.

GP Ansor harus mampu menjadi pionir dakwah digital yang cerdas, santun, dan tetap berpijak pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah yang moderat.


Oleh : Gus Izuddin Zakki (Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)

Share:

Ansor Trenggalek Gelar Sekolah Administrasi dan Upgrading Kaderisasi di Gedung Bhawarasa


Trenggalek, 5 Juli 2025Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrading Kaderisasi dan Organisasi di Gedung Bhawarasa Trenggalek pada Sabtu, 5 Juli 2025. Kegiatan ini diikuti oleh jajaran Pengurus Harian PC GP. Ansor Trenggalek beserta delegasi dari seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP. Ansor se-Kabupaten Trenggalek yang terdiri dari Ketua PAC, Wakil Ketua bidang Kaderisasi, Ketua MDS Rijalul Ansor, Kasatkoryon Banser, dan Sekretaris PAC.

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP. Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, M.H., didampingi oleh Sekretaris PW, Dr. Muh. Sukur, M.Pd., bersama jajaran Bidang Organisasi, Bidang Kaderisasi, dan Bidang Akreditasi PW GP. Ansor Jawa Timur.

Dalam sambutannya, H. Musaffa Safril menegaskan pentingnya peran pimpinan dalam menjaga eksistensi dan citra organisasi. Ia menyampaikan bahwa:

“Branding dan humas organisasi itu sesungguhnya terletak di pundak para pimpinannya. Jika pimpinannya bergerak, bersuara, dan menunjukkan manfaat di tengah masyarakat, maka organisasi akan terlihat besar dan dipercaya.”

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas administrasi, kaderisasi, dan manajemen organisasi di tingkat cabang, PAC hingga ranting, sehingga gerak langkah GP. Ansor di Trenggalek semakin terstruktur dan terarah.


Sementara itu, Ketua PC GP. Ansor Trenggalek, Gus H. Muh. Izuddin Zakki dalam laporannya mengungkapkan bahwa pendataan anggota melalui aplikasi Sistem Administrasi Ansor Apps (SIApps) masih belum berjalan maksimal di sebagian PAC dan ranting. Ia mengajak seluruh kader untuk serius memperbaiki pendataan guna memperkuat basis organisasi:

“Data adalah ruh organisasi. Melalui SIApps, kita bisa mengetahui kekuatan riil kader Ansor dan Banser di Trenggalek. Sayangnya, hingga saat ini, masih banyak PAC dan ranting yang belum maksimal dalam mengisi data. Ini menjadi PR bersama agar ke depan lebih baik.”

Selain itu, Gus Zakki juga menyampaikan hasil akreditasi PAC dan ranting se-Kabupaten Trenggalek yang menunjukkan masih banyaknya catatan yang harus diperbaiki, terutama terkait pelaksanaan administrasi, kaderisasi, serta keaktifan organisasi di tingkat akar rumput.


Acara ini berlangsung khidmat dan penuh semangat, diwarnai dengan diskusi-diskusi hangat seputar penguatan organisasi, kaderisasi, serta optimalisasi peran GP. Ansor dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pengurus di setiap level semakin memahami pentingnya administrasi, kaderisasi, dan sinergi organisasi agar Gerakan Pemuda Ansor di Trenggalek tetap eksis, solid, dan memberikan manfaat nyata bagi umat dan bangsa.



Oleh : Tim BSA Trenggalek
Share:

Jumat, 23 Mei 2025

PKD Ansor Watulimo 2025 Resmi Dibuka: Cetak Kader Militan NU di Era Digital


Watulimo, 23 Mei 2025 – Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Watulimo sukses menggelar Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) yang bertempat di MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025 ini mengusung tema: “Mencetak Kader Militan di Era Digital untuk Masa Depan Nahdlatul Ulama dan Indonesia.”

PKD secara resmi dibuka oleh Ketua PC GP. Ansor Trenggalek, Sahabat Gus Muh. Izuddin Zakki, dan dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Watulimo, Ketua Tanfidziyah MWC NU Watulimo Kyai Leif Sulaiman, Jajaran Pengurus MWC NU Watulimo pimpinan Banom NU tingkat PAC, kepala desa se-Kecamatan Watulimo, ketua PAC GP. Ansor dan Kasatkoryon Banser se-Kabupaten Trenggalek, serta pengurus NU dan Banom NU se-Desa Watuagung.


Dalam laporannya, mewakili Panitia PKD sekaligus Ketua PAC GP. Ansor Watulimo, Sahabat Murdiyanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai desa di Kecamatan Watulimo, delegasi dari PAC Pogalan, PC Kediri, PC Blitar, PC Jombang, PC Malang dan disiapkan secara maksimal oleh panitia lokal.

“Kami ingin memastikan bahwa kaderisasi di Ansor Watulimo bukan sekadar formalitas, melainkan menjadi ajang pembentukan karakter militan yang siap menjaga agama, bangsa, dan organisasi di tengah tantangan era digital,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang teori kepemimpinan, tetapi juga pembinaan ideologis dan militansi kader.

“Insya Allah, hasil dari PKD ini akan menjadi investasi besar bagi masa depan NU dan Indonesia,” pungkas Murdiyanto.

Sementara itu, Ketua PC GP. Ansor Trenggalek, Gus Muh. Izuddin Zakki, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya militansi kader di tengah arus globalisasi dan disrupsi digital.

“PKD bukan sekadar pelatihan biasa, ini adalah kawah candradimuka bagi generasi Ansor yang siap tampil bukan hanya sebagai penjaga nilai, tapi juga pelopor perubahan. Militan bukan berarti keras, tapi tangguh, tahan uji, dan berakhlak,” tutur Gus Zakki.


Ketua MWC NU Watulimo, Kyai Leif Sulaiman, turut memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.

“Kaderisasi adalah ruh organisasi. Tanpa kader, NU akan kehilangan arah. Dan melalui PKD, kita menanam pohon perjuangan yang akan tumbuh dan berbuah untuk umat,” ujarnya penuh semangat.


Mewakili Camat Watulimo yang berhalangan hadir, Sekcam Watulimo, bapak Hardiyanto, S.Sos. menyampaikan sambutan yang menyoroti pentingnya falsafah pelayanan publik dan kepemimpinan yang berkualitas.

“Dalam menjalankan organisasi maupun pemerintahan, kita harus memegang falsafah AKIK: Aktif, Komunikatif, Inovatif, dan Koordinatif. Saya yakin kader GP. Ansor mampu menjadi teladan dan mitra strategis dalam membangun Watulimo yang religius dan maju,” ungkap Sekcam Watulimo.

Acara pembukaan berlangsung dengan penuh khidmat, ditutup dengan doa bersama, dan dilanjutkan pembekalan awal bagi peserta PKD yang akan mengikuti pelatihan intensif selama beberapa hari ke depan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata semangat kaderisasi di tubuh GP. Ansor Watulimo yang terus hidup dan berkembang demi kejayaan Nahdlatul Ulama dan masa depan Indonesia.



Kontributor : Tim BSA Trenggalek 
Share:

Sekolah Administrasi

Ansor Trenggalek Gelar Sekolah Administrasi dan Upgrading Kaderisasi di Gedung Bhawarasa

Trenggalek, 5 Juli 2025 — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrad...

Terjemahkan

Statistik Pengunjung

Tentang Kami

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) adalah organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). GP Ansor didirikan pada 24 April 1934 dan berperan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengawal Pancasila dan NKRI. Organisasi ini juga berfokus pada pengembangan pemuda yang cerdas, tangguh, beriman, dan berakhlak mulia.