Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek

Selamat Datang di Blog Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek

Jumat, 25 Juli 2025

PAC GP Ansor Kampak Gelar Upgrading dan Ngopi Bareng, Satukan Spirit dan Gagasan untuk Kemanfaatan Umat


Kampak, Trenggalek, 25 Juli 2025 — Suasana keakraban mewarnai pelaksanaan kegiatan Upgrading yang diselenggarakan oleh Satkoryon Banser PAC GP Ansor Kampak pada Jumat malam Sabtu (25/7). Bertempat di halaman rumah Sahabat Yasiron, Desa Senden, Kecamatan Kampak, kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 53 personel Banser dari seluruh desa di wilayah Kecamatan Kampak.

Dengan mengangkat tema:
“Ngopi Bareng; Menyemai Kebersamaan untuk Mewujudkan Soliditas Organisasi dalam Gerak Satu Komando Menuju Kemaslahatan dan Kebermanfaatan Bersama,” kegiatan ini menjadi sarana silaturahmi kader sekaligus penguatan visi kebanseran dalam satu napas perjuangan.


Ketua PAC GP Ansor Kampak, Muh. Zainul Fuad, hadir memberikan motivasi dan pembekalan seputar sejarah GP Ansor serta peran penting pemuda dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Ia menyampaikan bahwa Banser harus menjadi bagian dari solusi atas persoalan-persoalan umat dan bangsa.

“Kita ini pewaris semangat juang para ulama dan pejuang. Jangan biarkan tubuh organisasi ini hanya menjadi simbol. Ia harus hidup, bergerak, dan memberi manfaat,” tuturnya.

Dalam bagian lain sambutannya, ia juga menekankan pentingnya membangun kekompakan dan loyalitas dalam satu komando.

“Kita tidak butuh banyak orang, tapi kita butuh orang-orang yang siap bersama-sama, berjalan dalam satu barisan. Karena kekuatan Banser bukan pada jumlah, tapi pada soliditas dan kesetiaannya pada garis perjuangan,” ujarnya.


Kegiatan berlangsung santai namun penuh makna, dengan balutan diskusi terbuka, refleksi peran Banser, serta ngopi bareng yang mempererat kebersamaan antaranggota. Meski tanpa panggung besar, kegiatan ini memberikan ruang yang hangat dan bermakna bagi kader Banser untuk memperbarui semangat dan komitmen perjuangannya.

Para peserta mengapresiasi kegiatan ini dan berharap Upgrading serupa bisa digelar secara berkala sebagai sarana konsolidasi dan kaderisasi berkelanjutan di tubuh Banser Kecamatan Kampak.



Kontributor : Myanto.ID
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Kamis, 24 Juli 2025

Menyongsong Konferancab Ke-XIII, PAC Ansor Watulimo Mantapkan Kesiapan Teknis


Gemaharjo, Trenggalek — 23 Juli 2025
Menjelang pelaksanaan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) Ke-XIII, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Watulimo menggelar rapat koordinasi intensif di Mako Anwalin, yang merupakan kediaman Ketua PAC, Sahabat Murdiyanto, di Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo.

Rapat yang digelar pada Rabu malam ini dihadiri oleh seluruh unsur strategis organisasi, mulai dari jajaran Pengurus Harian PAC, Ketua-Ketua Pimpinan Ranting, Kasatkorkel Banser, hingga perwakilan dari Ranting yang berhalangan hadir secara langsung.

Agenda rapat difokuskan pada pemantapan teknis dan strategi pelaksanaan Konferancab Ke-XIII yang dijadwalkan akan berlangsung pada 6–7 Agustus 2025 di Hotel Prigi & Resort, yang berlokasi di Jl. Raya Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.


Dalam arahannya, Ketua PAC GP Ansor Watulimo, Sahabat Murdiyanto menekankan pentingnya kesiapan secara menyeluruh agar Konferancab berjalan maksimal, tertib, dan memberikan dampak strategis bagi kemajuan organisasi.

“Kita ingin menciptakan suasana konferensi yang nyaman, kondusif, dan terorganisir. Maka kita sepakat untuk memanfaatkan seluruh fasilitas yang tersedia di Hotel Prigi: mulai dari aula utama, mushola, gedung pendukung, hingga seluruh kamar hotel sebanyak 21 kamar,” ujar Murdiyanto.

Langkah pemanfaatan penuh fasilitas hotel ini diambil sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjadikan Konferancab sebagai ajang konsolidasi organisasi yang berkualitas, efektif, dan bermartabat.

Suasana rapat berlangsung dinamis namun tetap cair. Setiap peserta diberikan ruang untuk menyampaikan pandangan, masukan, dan kesiapan teknis dari masing-masing ranting. Acara kemudian ditutup dengan ramah tamah dan doa bersama sebagai wujud kebersamaan dan harapan atas kelancaran Konferancab mendatang.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Selasa, 22 Juli 2025

Dakwah Humanis Ulama Nusantara, Warisan yang Harus Dijaga


Dalam perjalanan sejarah Islam di Nusantara, satu hal yang patut direnungkan adalah karakter dakwah para ulama yang lebih mengedepankan pendekatan budaya dan humaniora dibandingkan jalan pintas berupa vonis keagamaan atau fatwa yang kaku. Seperti yang disampaikan oleh Zulkarnaen Mahmud, Wakil Bendahara Umum PP GP Ansor, “Ulama di Nusantara sejak dulu tidak mudah mengeluarkan fatwa. Bahkan sejak era Wali Songo, mereka lebih memilih pendekatan yang mengedepankan pemahaman sosial dan budaya ketimbang menjatuhkan vonis atau label atas persoalan keumatan.”

Pernyataan ini bukan sekadar romantisme sejarah, melainkan cermin realitas yang telah dibuktikan oleh para wali dan kyai dalam membumikan ajaran Islam di tengah keragaman masyarakat Indonesia. Islam berkembang pesat di negeri ini bukan melalui pedang atau tekanan, tetapi melalui kearifan lokal, kesabaran, dan kecintaan terhadap umat. Wali Songo tidak langsung menolak budaya lokal, tapi mengisinya dengan nilai-nilai Islam—ini bukan kompromi aqidah, tetapi strategi dakwah.

Zulkarnaen juga menyoroti fenomena mengkhawatirkan di mana muncul tudingan sembrono, seperti menganggap ulama thariqah tidak memahami fikih. Ini adalah bentuk kegagalan memahami sejarah dan kontribusi besar tarekat dalam membentuk karakter keislaman yang moderat di Indonesia. Tarekat bukanlah aliran tanpa dasar hukum syar’i, justru banyak ulama fiqh besar yang juga merupakan mursyid thariqah. Penghinaan terhadap mereka bukan hanya bentuk pelecehan, tapi juga perusakan terhadap harmoni keislaman Indonesia.

Fenomena dakwah berbasis vonis seperti mengharamkan atau menyesatkan kelompok lain semakin menguat di era digital. Dakwah disederhanakan menjadi konten-konten provokatif yang mengejar viralitas alih-alih mendalamkan makna. Padahal, seperti dikatakan Zulkarnaen, “Islam di Indonesia besar bukan karena kanalisasi fatwa, tetapi karena pendekatan yang tidak melulu vonis haram dan sesat.”

Kita harus sadar bahwa kekuatan Islam Nusantara justru terletak pada pendekatannya yang inklusif, adaptif, dan kontekstual. Islam yang dibawa oleh para ulama kita adalah Islam yang merangkul, bukan memukul. Islam yang mengajak, bukan mengejek. Islam yang membimbing, bukan menghakimi.

Karena itu, warisan dakwah humanis ala Wali Songo dan para ulama Nusantara harus dijaga. Generasi muda harus belajar bahwa keberhasilan dakwah bukan pada seberapa banyak vonis dijatuhkan, tetapi seberapa besar umat tercerahkan dan terayomi. Jangan biarkan semangat dakwah warisan para kyai tergerus oleh semangat penghakiman yang dangkal dan sempit.



Penulis : Zulkarnaen Mahmud (Wakil Bendahara Umum PP GP. Ansor)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Sabtu, 19 Juli 2025

Mengenang Keteladanan KH. Muhammad Yunus: Ulama Istiqamah dari Jajar Trenggalek


Dalam sejarah pesantren dan dunia pendidikan Islam di Trenggalek, nama K.H. Muhammad Yunus atau yang akrab disebut Mbah Unus merupakan sosok yang tidak bisa dilupakan. Beliau adalah seorang ulama yang lahir di Dusun Ngelo, Desa Sukorame, Gandusari, Trenggalek pada tahun 1929 dan menjadi teladan dalam keistiqamahan, kesabaran, serta ketulusan dalam membina santri dan mengembangkan lembaga pendidikan Islam di daerahnya.

Jejak Keilmuan dan Pengabdian

Lebih dari 20 tahun K.H. Yunus menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, sebuah pesantren besar yang telah banyak mencetak ulama terkemuka di Indonesia. Sepulang dari Lirboyo, beliau tidak langsung kembali ke kehidupan biasa, melainkan atas dorongan para sesepuh, beliau diminta mendirikan madrasah diniyah di daerahnya. Madrasah tersebut berkembang pesat hingga menampung ratusan santri dari berbagai wilayah sekitar.

Pada tahun 1961, K.H. Yunus diambil menantu oleh Gus Qomaruddin, putra dari Kyai Badruddin Jajar, dan dinikahkan dengan Nyai Hj. Hilaliyah, adik dari Gus Qomar. Sejak saat itu, KH. Yunus pun menetap dan mengabdi di Pondok Pesantren Darussalam Jajar, Desa Sumbergayam, Kecamatan Durenan, Trenggalek.

Gaya Mengajar yang Unik dan Mendalam

Salah satu murid beliau, K.H. Sulaiman Zuhdi Ahmad dari Ngelo, Gandusari, mengenang bagaimana KH. Yunus mengajar dengan metode khas Lirboyo: taqrir dan murod. Beliau tidak sekadar membaca kitab, melainkan juga memberikan pemahaman makna (taqrir) dan maksud (murod) secara mendalam, hingga santri paham secara harfiah dan maknawiyah. Bahkan bagi santri yang kesulitan Bahasa Indonesia, seperti halnya KH. Qornen dari Kedunglurah, beliau tetap sabar membimbing agar mereka bisa menangkap isi pelajaran.

Beliau dikenal istiqamah mengajar di serambi Masjid Jajar. Uniknya, suara beliau terdengar jelas hingga ke santri yang berada di bagian paling pinggir serambi atau yang terhalang dinding sekalipun, padahal beliau tidak berbicara keras. Fenomena ini menjadi salah satu bentuk karamah dan kekhususan yang banyak disaksikan para santrinya.

Kesabaran dan Keteladanan

Kesabaran K.H. Yunus tampak jelas dalam mendidik para santri. Ketika K.H. Zuhdi muda kesulitan menghafal bait-bait Alfiyah Ibnu Malik, beliau tetap diberi kesempatan setoran meski harus menulis hafalan di belakang papan tulis agar bisa membacanya. Alih-alih dimarahi, K.H. Yunus justru menanggapi dengan sabar dan doa.

Dalam kehidupan sehari-hari, KH. Yunus dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana dan tidak banyak bepergian. Fokus utama beliau adalah membina santri dan menghidupkan madrasah. Namun sekitar awal 1970-an, beliau juga aktif ke sawah untuk merawat tanaman padinya sendiri — sebuah cermin dari kemandirian dan kesungguhan hidup beliau.

Warisan Keteladanan

K.H. Muhammad Yunus bukan hanya sosok guru, tetapi juga pengayom dan pembina yang membentuk karakter dan keilmuan para santrinya. Dari tangan beliau lahir para ulama dan kyai muda yang kini turut melanjutkan perjuangan dakwah dan pendidikan Islam di berbagai pelosok. Keistiqamahan, kesederhanaan, kedalaman ilmu, serta kesabaran beliau menjadi warisan paling berharga bagi umat.

Dalam kenangan para murid dan masyarakat, Mbah Unus adalah teladan ulama sejati. Hidupnya diabdikan untuk ilmu, untuk santri, dan untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan maghfirah kepada beliau, serta menjadikan perjuangannya sebagai amal jariyah yang terus mengalir hingga hari kiamat. Aamiin.


Kontributor : Madkhan Jazuli 
Editor : Murdiyanto - BSA Trenggalek
.
Share:

Kamis, 17 Juli 2025

Rutinan Rijalul Ansor Trenggalek di Pendopo Pemkab: Merawat Spirit Dzikir, Menguatkan Militansi Kader


Trenggalek, 17 Juli 2025Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDSRA) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek kembali menggelar rutinan malam Jum’at Legi di Pendopo Kabupaten Trenggalek. Kegiatan ini menjadi bagian dari tradisi spiritual yang terus dijaga untuk membangun kekuatan ruhani serta militansi kader muda Nahdlatul Ulama.

Rutinan yang dilaksanakan setiap malam Jum’at Legi ini diawali dengan lantunan sholawat Nabi yang menggema di pendopo, menciptakan suasana syahdu dan khidmat. Acara kemudian dibuka secara resmi dengan pembacaan hadlarah fatihah oleh Ketua MDSRA PC GP. Ansor Trenggalek, Gus Muhammad Nasir, sebagai bentuk tabarukan dan doa bersama.

Dalam sambutannya, Gus Muh. Nasir menyampaikan bahwa dzikir dan sholawat bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan energi spiritual yang mengikat batin para kader agar senantiasa istiqamah dalam pengabdian.
“Dzikir ini adalah cara kita merawat ruh perjuangan. Kalau jasmani kita diberi makan, maka ruhani kita harus dipenuhi dengan sholawat dan dzikir. Inilah cara Ansor menjaga energi spiritualnya,” ungkap Gus Nasir.

Setelah hadlarah fatihah dan amalan/auradan, acara dilanjutkan dengan kajian singkat yang disampaikan oleh Sahabat Prayitno, salah satu pengurus MDSRA PC GP. Ansor Trenggalek. Dalam kajiannya, ia membahas beberapa amalan khusus yang menjadi bagian dari karakter spiritual kader Rijalul Ansor.
“Amalan kader Rijalul Ansor tidak hanya pada kegiatan dzikir dan sholawat. Namun juga pada kebiasaan membaca wirid, menjaga shalat berjamaah, dan membiasakan istighfar serta sholawat di setiap kondisi. Inilah kekuatan kita,” ujar sahabat Prayitno dalam kajiannya.

Di konfirmasi ditempat terpisah, Ketua PC GP. Ansor Trenggalek, Gus Muh. Izuddin Zakki, turut memberikan sambutan apresiasi atas istiqamahnya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan MDSRA bukan hanya menjadi kekuatan spiritual, tetapi juga menjadi media pembentukan karakter kader.
“Saya mengapresiasi sahabat-sahabat Rijalul Ansor yang terus istiqamah menjaga tradisi. Tradisi ini adalah jati diri kita. Bila ingin kuat dalam pergerakan, maka kuatkan dulu fondasi ruhani. Jangan pernah lelah mencintai sholawat, karena di situlah berkah perjuangan akan terus mengalir,” terang Gus Zakki.

Rutinan ini ditutup dengan doa dan lantunan shalawat dengan harapan agar seluruh kader tetap dalam lindungan Allah SWT serta diberikan kekuatan dalam mengemban tugas pengabdian, baik di masyarakat maupun di tubuh organisasi. Kegiatan ini juga menjadi momentum silaturahim antar kader se-Kabupaten Trenggalek dan memperkuat tali persaudaraan dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Khidmat dan Penuh Semangat: PAC GP Ansor Watulimo Gelar Lailatul Ijtima’ Rijalul Ansor di Desa Ngembel


Ngembel, Watulimo – Semangat pengabdian dan spiritualitas kader Gerakan Pemuda Ansor kembali terpancar dalam kegiatan Lailatul Ijtima’ yang digelar oleh Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor PAC GP Ansor Watulimo pada Rabu malam, 16 Juli 2025. Kegiatan ini berlangsung di kediaman sahabat Kusyadi, Wakil Ketua Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Ngembel, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Acara dihadiri oleh Ketua PAC GP Ansor Watulimo, Murdiyanto, bersama jajaran Pengurus Harian PAC, pengurus MDS Rijalul Ansor, Satkoryon Banser, Denwatser, Pimpinan Ranting, Kasatkorkel Banser, dan seluruh kader GP Ansor Desa Ngembel. Suasana kebersamaan dan kekhusyukan terasa sejak awal hingga akhir acara.


Dalam sambutan pembuka, Murdiyanto menekankan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi, namun juga sarana penyucian jiwa serta peneguhan komitmen kader dalam menjalankan amanah organisasi.

Ansor tidak hanya hadir di medan sosial dan kebangsaan, tetapi juga hadir dalam ruang-ruang spiritual seperti ini. Dzikir dan sholawat adalah ruh gerakan kita,” ujar beliau.

Ia juga menyampaikan bahwa kekuatan gerakan Ansor terletak pada keseimbangan antara militansi dan spiritualitas.

Dengan dzikir, kita menyambung sanad rohani kepada para masyayikh dan pendiri jam’iyyah. Dengan sholawat, kita menyalakan cinta kepada Nabi sebagai kekuatan perjuangan,” tambahnya.


Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan amalan kolektif: Istighotsah, pembacaan Hizib Nawawi, Hizib Nashar, Aurad Mbah Hasyim Asy’ari, dan ditutup dengan pembacaan Mahalul Qiyam yang dipimpin secara berjamaah.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ladang ibadah, tetapi juga ruang konsolidasi kader. Usai rangkaian dzikir dan sholawat, acara dilanjutkan dengan diskusi ringan seputar peran strategis kader di tingkat desa, serta ramah tamah yang mempererat solidaritas antaranggota.

Majelis ini harus terus hidup di seluruh ranting. Di sinilah tempat kita menyusun niat, menguatkan tekad, dan melestarikan nilai-nilai perjuangan para pendiri Nahdlatul Ulama,” tutur Murdiyanto sebelum mengakhiri sambutannya.


Dengan suasana hangat dan penuh hikmah, Lailatul Ijtima’ malam itu menjadi cermin dari gerakan Ansor yang tidak hanya bergerak dengan otot, tetapi juga dengan hati yang terpaut kepada Allah dan Rasul-Nya.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Rabu, 16 Juli 2025

Efektivitas Organisasi Melalui Perencanaan SMART: Urgensi Program Kerja, Eksekusi, dan Evaluasi


Dalam dunia organisasi, baik skala kecil maupun besar, keberhasilan tidak terjadi secara kebetulan. Ia merupakan hasil dari perencanaan yang matang, pelaksanaan yang disiplin, serta evaluasi yang konsisten. Di sinilah pentingnya Program Kerja, Eksekusi, dan Evaluasi sebagai siklus dinamis yang memastikan organisasi tetap pada jalurnya. Untuk meningkatkan efektivitas proses tersebut, penerapan prinsip SMARTSpecific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time-bound — menjadi sangat relevan dan strategis.

1. Program Kerja: Fondasi Langkah Nyata

Sebuah organisasi tanpa program kerja ibarat kapal tanpa kompas. Program kerja menjadi peta jalan yang menjabarkan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, serta kapan dan siapa yang bertanggung jawab. Di sinilah prinsip Specific dan Measurable bekerja. Tujuan yang terlalu umum seperti “meningkatkan kinerja” tidak akan membawa arah yang jelas. Namun, jika dituliskan menjadi “meningkatkan produktivitas kerja sebesar 20% dalam 6 bulan dengan pelatihan dan pendampingan” — barulah tujuan itu menjadi SMART.

2. Eksekusi: Menjadikan Rencana Menjadi Aksi

Program kerja yang brilian tidak akan berarti tanpa eksekusi yang konsisten. Di tahap ini, prinsip Achievable dan Realistic sangat penting. Organisasi harus memastikan bahwa tujuan yang dirancang memang dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang ada — baik berupa SDM, waktu, anggaran, maupun dukungan internal. Target yang terlalu ambisius dan tidak realistis justru akan menimbulkan demotivasi dan kegagalan kolektif.

3. Evaluasi: Kunci Perbaikan dan Pertumbuhan

Evaluasi merupakan cermin dari akuntabilitas. Program yang telah dijalankan perlu dianalisis sejauh mana keberhasilannya, apakah sesuai target, apa hambatannya, dan bagaimana solusinya. Di sini, prinsip Measurable dan Time-bound kembali berperan. Evaluasi yang dilakukan secara periodik dan berdasarkan indikator yang terukur memungkinkan organisasi untuk belajar dari pengalaman, menyesuaikan strategi, dan memperbaiki program ke depan.


Mengapa Prinsip SMART Membuat Organisasi Lebih Efektif?

SMART adalah kerangka berpikir yang memaksa organisasi untuk berpikir jernih, menghindari ilusi keberhasilan semu, dan fokus pada hasil yang nyata. Dengan prinsip ini, setiap program kerja menjadi lebih terarah, terukur, dan memiliki peluang lebih besar untuk sukses. Tujuan tidak hanya menjadi cita-cita, tetapi menjadi komitmen bersama yang bisa dicapai secara bertahap.


Penutup: Organisasi Hebat Bukan yang Tanpa Masalah, Tapi yang Punya Sistem

Organisasi yang berhasil bukanlah yang bebas dari tantangan, tetapi yang mampu mengelola setiap prosesnya dengan sistem yang baik — mulai dari perencanaan program, pelaksanaan yang disiplin, hingga evaluasi yang objektif. Dengan mengintegrasikan prinsip SMART dalam setiap tahapan tersebut, organisasi akan memiliki kekuatan struktural dan budaya kerja yang solid untuk terus bertumbuh dan berkontribusi secara nyata.


Referensi:

  • Doran, G. T. (1981). “There’s a S.M.A.R.T. way to write management’s goals and objectives.” Management Review, 70(11), 35–36.

  • Locke, E. A., & Latham, G. P. (2002). “Building a practically useful theory of goal setting and task motivation.” American Psychologist, 57(9), 705–717.

  • Robbins, S. P., & Coulter, M. (2020). Management (15th ed.). Pearson Education.



Penulis : Murdiyanto (Wk. Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Senin, 14 Juli 2025

Raker GP Ansor Karanggandu, Langkah Awal Menyusun Gerakan Strategis di Tingkat Ranting

Watulimo, 13 Juli 2025 — Dalam rangka memperkuat peran organisasi di tingkat desa, Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda (GP) Ansor Karanggandu mengadakan Rapat Kerja (Raker) pada Ahad malam, 13 Juli 2025. Kegiatan ini dimulai pukul 19.30 WIB dan bertempat di Base Camp Ansor/Banser Ranting Karanggandu RT 10 RW 03 Dusun Gading, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Rapat kerja dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus PR GP Ansor Karanggandu dan dipandu langsung oleh Ketua Pimpinan Ranting, sahabat Muh. Ali Ashari Makmun. Dalam forum tersebut, para pengurus aktif membahas berbagai agenda penting yang akan menjadi pijakan gerakan Ansor ke depan.

Beberapa poin utama yang dibahas meliputi penyusunan program kerja tahunan, evaluasi kegiatan sebelumnya, dan penguatan pola kaderisasi agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman. Selain itu, forum ini juga menjadi ruang konsolidasi untuk memperkuat sinergi internal organisasi serta kolaborasi eksternal dengan lembaga lain di lingkungan NU.

Dalam arahannya, sahabat Muh. Ali Ashari Makmun menyampaikan bahwa rapat kerja ini bukan sekadar rutinitas, melainkan upaya strategis untuk merancang masa depan organisasi yang lebih progresif.

“Kita ingin memastikan bahwa GP Ansor di tingkat ranting memiliki arah gerak yang jelas dan terukur. Jangan hanya bergerak karena kebiasaan, tapi karena visi perjuangan dan panggilan pengabdian,” ungkapnya dengan semangat.

Suasana rapat berlangsung serius namun penuh kehangatan. Para peserta memberikan masukan dan gagasan inovatif untuk menghidupkan berbagai kegiatan keumatan, sosial, serta pendidikan kader secara berkelanjutan.

Dengan adanya Raker ini, GP Ansor Karanggandu menegaskan komitmennya untuk terus berkiprah aktif di tengah masyarakat sebagai organisasi kepemudaan yang berlandaskan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah, cinta tanah air, dan semangat kebersamaan.

Langkah awal ini diharapkan menjadi pemantik semangat kader untuk terus bergerak dan memberikan kontribusi yang nyata bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

_____

Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Minggu, 13 Juli 2025

Menjaga Marwah Organisasi: Urgensi Garis Komando dan Bahaya Loncat Komando dalam Tubuh GP Ansor


Dalam setiap organisasi kader seperti Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), disiplin struktural bukan hanya perkara teknis manajerial, tetapi bagian integral dari kultur kaderisasi dan loyalitas ideologis. Salah satu aspek yang paling vital dalam menjaga kohesivitas gerakan ini adalah garis komando dan instruksional yang terstruktur dan dijalankan secara konsisten dari atas ke bawah maupun sebaliknya.

Pentingnya Garis Komando dalam GP Ansor

Garis komando adalah alur komunikasi dan instruksi yang berjalan secara berjenjang dari tingkat pusat, wilayah, cabang, anak cabang, hingga ranting. Garis ini memastikan setiap kebijakan, instruksi, dan pelaksanaan kegiatan berada dalam kerangka yang sistematis, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam tradisi organisasi kepemudaan berbasis kader seperti Ansor, keberadaan garis komando menjadi pondasi loyalitas. Ia tidak hanya mengatur teknis koordinasi, tetapi juga menjadi parameter kedisiplinan kader. Seorang kader yang taat garis komando adalah kader yang memahami posisinya dalam struktur, menghargai pemimpinnya, dan bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Garis instruksional yang kuat juga mencerminkan kesolidan organisasi. Keputusan tidak diambil secara sepihak atau liar, melainkan melalui konsultasi struktural yang menunjukkan penghormatan terhadap mekanisme organisasi. Ini juga menjaga agar aspirasi dari bawah dapat naik melalui jalur yang tepat dan bukan lewat lobi-lobi pribadi yang melemahkan kelembagaan.

Bahaya Sistem Loncat Komando

Loncat komando adalah praktik ketika seorang kader atau pengurus melewati jenjang struktural yang ada untuk menghubungi atau mengarahkan langsung ke level yang lebih tinggi tanpa koordinasi dengan level yang semestinya. Misalnya, pengurus ranting yang langsung menghubungi pengurus wilayah atau pusat tanpa melibatkan PAC atau PC.

Praktik ini sangat berbahaya karena:

  1. Merusak sistem koordinasi struktural, sehingga peran pimpinan antara tidak lagi dihormati dan fungsinya dilemahkan.

  2. Menciptakan konflik internal, karena dianggap sebagai bentuk pembangkangan terhadap pimpinan struktural langsung.

  3. Menumbuhkan budaya oportunisme, di mana kader cenderung mencari jalur pendek demi ambisi pribadi, bukan demi kemaslahatan organisasi.

  4. Melemahkan pendidikan kaderisasi, sebab kader tidak lagi dibentuk dengan proses yang bertahap, tapi melalui “jalan pintas struktural” yang membahayakan militansi.

Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) GP Ansor, seluruh aktivitas kaderisasi dan kebijakan organisasi harus berada dalam kendali struktural yang sah. Bahkan dalam banyak pelatihan kader seperti PKD, Diklatsar, hingga Susbanpim, nilai-nilai taat komando dan disiplin instruksional menjadi materi utama.

Penutup: Garis Komando Adalah Marwah Organisasi

Menghormati dan menjalankan garis komando bukan sekadar soal teknis birokrasi internal, tapi cermin dari kedewasaan berorganisasi. Di tubuh Gerakan Pemuda Ansor, komando adalah ruh kedisiplinan dan wujud nyata dari sami’na wa atha’na – kami mendengar dan kami taat.

Organisasi besar akan hancur bukan karena serangan dari luar, tetapi karena ketidakpatuhan internal terhadap sistemnya sendiri. Maka, hindarilah loncat komando dan jaga marwah GP Ansor dengan disiplin struktural yang kokoh, bermartabat, dan penuh adab.


Referensi:

  1. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) GP Ansor

  2. Materi Kaderisasi PKD & Susbanpim GP Ansor

  3. Buku “Disiplin Organisasi: Membangun Loyalitas dan Etika Kader” – M. Syamsul Arifin, 2021

  4. Wawancara dan testimoni alumni kaderisasi GP Ansor berbagai tingkatan



Kontributor : Murdiyanto - Ketua BSA Trenggalek
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Sabtu, 12 Juli 2025

Cahaya Muharram di Pantai Konang: NU Panggul Gelar Peringatan Tahun Baru Islam dengan Semangat Iman dan Kepedulian


Panggul, 12 Juli 2025 – Keluarga Besar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek menyelenggarakan peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah dengan mengusung tema “Cahaya Muharram Merajut Iman dan Kepedulian”.

Kegiatan yang dipusatkan di Pantai Konang, Desa Nglebeng, ini dimulai sejak pagi dengan rangkaian Khatmil Qur’an, dilanjutkan dengan santunan kepada anak yatim dan dhuafa, serta aksi bersih-bersih sampah pantai. Acara ini menjadi momentum spiritual sekaligus sosial dalam menyambut tahun baru Hijriyah dengan semangat keislaman dan kepedulian lingkungan.


Acara diikuti oleh seluruh Badan Otonom (Banom) NU se-MWC Panggul, antara lain GP Ansor, Banser, Muslimat NU, Fatayat NU, Denwanser, Garda Fatayat, IPNU, IPPNU, serta ribuan warga Nahdliyin dari berbagai desa di Kecamatan Panggul. Hadir pula mitra strategis dalam kegiatan ini seperti Camat Panggul beserta seluruh Karyawan Kantor Kecamatan Panggul, Polsek dan Koramil Panggul, serta Komunitas Kampung Siaga Bencana (KSB) Kecamatan Panggul.

Tak ketinggalan, acara ini juga dihadiri oleh jajaran Pengurus MWC NU Panggul dari unsur Syuriyah, Tanfidziyah, dan berbagai lembaga NU tingkat MWC, para Masyayikh NU, serta oleh Kepala KUA Kecamatan Panggul dan Kepala Desa Nglebeng, yang memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan kegiatan ini di wilayahnya.


Ketua PAC GP Ansor Panggul, Agus Muh. Chisamuddin Zein, dalam sambutannya secara terpisah menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dari semangat pemuda NU untuk terus hadir di tengah masyarakat.

“Muharram bukan hanya awal tahun dalam kalender Islam, tetapi juga momentum muhasabah dan kebangkitan. GP Ansor dan Banser akan terus hadir untuk menebar manfaat, baik melalui penguatan iman, kepedulian sosial, maupun menjaga lingkungan,” ujarnya.


Ketua MWC NU Panggul, Agus Muh. Muhdlor Abdul Aziz, menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme dan kebersamaan semua unsur keluarga besar NU. Ia menekankan bahwa kegiatan ini adalah bentuk konsistensi NU dalam merawat tradisi, spiritualitas, dan kepedulian sosial.

“Semangat tahun baru Hijriyah ini kita jadikan penguat iman dan energi baru untuk terus berkhidmat. Dengan gotong royong dan niat lillahi ta'ala, NU di Panggul akan terus menebarkan manfaat di tengah masyarakat,” tegasnya. 

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Banom dan lembaga NU yang terlibat, serta dukungan dari pemerintah desa, kecamatan, dan unsur keamanan yang hadir bersama-sama kita,” tambahnya.


Sementara itu, Camat Panggul, Bapak Darmujiadi, S.Sos., mengapresiasi pelaksanaan kegiatan yang menurutnya tidak hanya mengandung nilai spiritual, tetapi juga nilai sosial dan ekologis.

“Kami sangat mendukung kegiatan keagamaan yang menyentuh langsung pada kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini adalah contoh bagaimana organisasi keagamaan seperti NU mampu menjadi mitra strategis pemerintah dalam membina masyarakat, memupuk kepedulian sosial, sekaligus menjaga lingkungan,” ujarnya. 

“Pantai Konang jadi saksi bahwa tahun baru Hijriyah bukan sekadar seremoni, tapi langkah konkret merajut iman dan kepedulian,” tambahnya.


Secara terpisah, Ketua Fatayat NU Panggul, Ning Athi' Fitria, menyoroti pentingnya keterlibatan perempuan muda dalam kegiatan-kegiatan sosial dan spiritual.

“Fatayat dan Garda Fatayat terus mendorong partisipasi perempuan dalam kegiatan yang bermanfaat, baik bagi keluarga, lingkungan maupun bangsa. Momentum Muharram ini adalah awal yang baik untuk terus berbuat,” tuturnya.

Peringatan Tahun Baru Islam ini ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Rais Syuriyah MWC NU Panggul, dengan harapan agar tahun 1447 H membawa keberkahan, keselamatan, dan semangat baru bagi umat Islam untuk terus berkontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


.
Kontributor : Gus Chisamudin Zein - Ketua PAC GP Ansor Panggul
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Dakwah Digital Jadi Sorotan, Pimred Soeara NU dan Ketua BSA Trenggalek Gelar Diskusi Ringan di Tengah Muskercab


Kampak, Trenggalek Di tengah padatnya agenda Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) ke-3 PCNU Trenggalek yang digelar pada Sabtu, 12 Juli 2025 di MI Ma’arif Senden, Kecamatan Kampak, berlangsung sebuah diskusi ringan namun sarat makna antara beberapa tokoh muda NU Trenggalek. Pimpinan Redaksi Soeara NU Trenggalek, Sahabat Abid Dzulfikar, berbincang santai dengan Ketua Badan Siber Ansor (BSA) PC GP Ansor Trenggalek, Sahabat Murdiyanto, mengenai pentingnya dakwah melalui media digital di era modern ini.

Diskusi tersebut menggarisbawahi urgensi transformasi dakwah ke ranah digital sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan zaman, sekaligus sebagai strategi menjangkau generasi muda yang kini hidup dalam ekosistem media sosial dan informasi digital yang sangat cepat.

Sahabat Abid menegaskan bahwa media bukan hanya sarana informasi, tetapi juga menjadi medan dakwah yang sangat potensial jika dikelola dengan tepat.

“Kalau dulu mimbar utama dakwah adalah podium, sekarang sudah bergeser ke layar ponsel. Maka, siapa yang menguasai narasi di dunia digital, dia yang memengaruhi arah kesadaran umat,” ujar Abid.

Sementara itu, Ketua BSA Trenggalek, Sahabat Murdiyanto, menekankan bahwa dakwah harus mampu menyentuh ruang-ruang virtual yang saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat, terutama kalangan muda. Menurutnya, kehadiran NU dan Banomnya di dunia digital harus lebih masif dan strategis.

“Jangan sampai ruang digital kosong dari nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah. Kita punya tanggung jawab menjaga narasi, menyebarkan nilai-nilai moderat, dan merawat tradisi keislaman yang ramah melalui media,” tutur Murdiyanto.

Obrolan ringan ini sekaligus menjadi refleksi bahwa dakwah tidak cukup hanya mengandalkan cara-cara konvensional. Perlu strategi baru, termasuk penguatan kapasitas kader di bidang media, produksi konten kreatif, hingga literasi digital. Keduanya sepakat bahwa sinergi antar lembaga, termasuk media resmi NU seperti Soeara NU dan tim BSA, perlu diperkuat untuk melahirkan gerakan dakwah yang adaptif dan kontekstual.

Diskusi tersebut menambah warna dalam pelaksanaan Muskercab yang tak hanya fokus pada aspek struktural dan program kerja, tetapi juga membuka ruang-ruang pemikiran dan gagasan strategis untuk menjawab tantangan dakwah masa kini.



Oleh : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Sinergi Banom NU: GP Ansor Tegaskan Peran Strategis dalam Muskercab Ke-3 PCNU Trenggalek

Kampak, 12 Juli 2025 — Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Trenggalek menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) ke-3 yang dirangkai dengan Naharul Ijtima’ PCNU Trenggalek pada Sabtu, 12 Juli 2025, bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi seluruh elemen Nahdlatul Ulama, termasuk Gerakan Pemuda Ansor, untuk meneguhkan komitmen kebangsaan dan pengabdian di tengah masyarakat.

Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Trenggalek, Ketua dan Sekretaris Lembaga PCNU, Ketua dan Sekretaris Banom PCNU, Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) se-Kabupaten Trenggalek, Ketua Ranting NU se-Trenggalek, serta segenap Pengurus MWC NU Kampak beserta seluruh Banom NU se-MWC Kampak.

Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek turut ambil bagian dalam Muskercab ini melalui kehadiran sahabat Gus Muh. Izuddin Zakki selaku Ketua PC GP Ansor Trenggalek yang didampingi oleh sahabat Murdiyanto, Wakil Ketua PC GP Ansor Trenggalek Bidang Siber, Aplikasi Digital dan Media Sosial.

Dalam sambutannya dikonfirmasi oleh tim media BSA Trenggalek, sahabat Gus Muh. Izuddin Zakki menegaskan pentingnya peran strategis GP Ansor dalam mendukung dan memperkuat gerakan NU di semua lini.

Kami, GP Ansor Trenggalek, hadir tidak sekadar sebagai pelengkap dalam jam’iyah ini, tetapi sebagai garda terdepan untuk menjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, memperkokoh komitmen kebangsaan, serta terus mengabdi untuk masyarakat tanpa pamrih. Muskercab ini menjadi ruang silaturahmi, konsolidasi, dan penyamaan langkah untuk menghadapi berbagai tantangan zaman dengan semangat kolaborasi dan pengabdian,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa Gerakan Pemuda Ansor harus selalu menjadi inspirasi perubahan sosial yang positif, menjaga persatuan, serta memperkuat kaderisasi agar cita-cita besar NU dan bangsa bisa terus terjaga dan lestari.

Muskercab ke-3 ini meneguhkan kembali semangat berjam’iyah, memperkuat peran NU di tengah dinamika sosial masyarakat, dan menjadi wahana mempererat sinergi antar Banom, lembaga, serta seluruh tingkatan kepengurusan. Kesatuan visi dan gerak langkah diharapkan mampu membawa NU Trenggalek menjadi motor penggerak kebaikan yang berkelanjutan.



Kontributor : Myanto.ID
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Jumat, 11 Juli 2025

PC GP Ansor Trenggalek: NU Online Teladan Khidmah dan Inovasi Dakwah di Era Digital


Selama lebih dari dua dekade, NU Online telah menjadi jendela pencerahan, penjaga tradisi, dan penguat peradaban di tengah pesatnya arus informasi dan teknologi.

Tema “Berkhidmah dan Berinovasi” yang diusung dalam Harlah ke-22 ini mencerminkan dua fondasi utama NU Online sejak berdiri: pelayanan kepada masyarakat dan inovasi berkelanjutan agar tetap relevan dalam dinamika zaman.

Sebagaimana disampaikan oleh Redaktur Eksekutif NU Online, Mahbib Khoiron:

“Sejak awal, NU Online menyadari bahwa adaptasi dan inovasi adalah keniscayaan di tengah cepatnya laju perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat. Ini teladan dakwah Wali Songo yang mesti kita lanjutkan.”

NU Online terus berusaha melahirkan bid’ah hasanah di sektor media agar nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah tetap hidup dan berkembang di ruang digital.

“NU Online selalu berusaha melahirkan produk-produk digital baru, baik berupa website, aplikasi, konten, maupun buku digital. Tujuan kami adalah menjadi bagian dari transformasi masyarakat melalui ekosistem digital yang dimiliki,” tambah Mahbib.

Menanggapi momentum ini, Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Gus H. Muh. Izuddin Zakki menyampaikan:

“NU Online adalah teladan khidmah di era digital. Inovasinya telah menguatkan dakwah Aswaja agar tetap membumi dan merangkul generasi muda. Kami berharap NU Online terus menjadi penjaga peradaban dan sumber inspirasi bagi masyarakat, khususnya bagi kalangan muda Nahdliyin.”

PC GP Ansor Trenggalek mengapresiasi setinggi-tingginya perjalanan panjang NU Online yang selama 22 tahun ini telah menjadi penguat literasi keislaman, penjaga nilai-nilai kebangsaan, serta menghadirkan berbagai inovasi digital seperti NU Online Super App sebagai sahabat ibadah umat.

Semoga NU Online terus tumbuh, semakin berkah, dan menjadi wasilah dakwah digital yang penuh hikmah serta meneguhkan identitas Nahdlatul Ulama sebagai pelindung umat dan penjaga NKRI.


----------------------------------------
Kami, Segenap Keluarga Besar
Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor
Kabupaten Trenggalek,
mengucapkan:

Selamat Hari Lahir ke-22 NU Online

"Berkhidmah dan Berinovasi"
Barakallah fii Umrik NU Online!
Teruslah berkarya, menebar manfaat,
dan menjaga marwah Nahdlatul Ulama
di ruang digital.
----------------------------------------


Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Muskercab Ke-3 PCNU Trenggalek Siap Digelar, GP Ansor Tegaskan Komitmen Hadir dan Bersinergi


Trenggalek — Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek akan menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) ke-3 pada Sabtu, 12 Juli 2025 bertempat di MI Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan strategis ini dirancang untuk memperkuat sinergi, konsolidasi, dan program kerja seluruh elemen NU di wilayah Trenggalek.

Muskercab ke-3 ini mengundang seluruh Pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Trenggalek, Ketua dan Sekretaris Lembaga PCNU Trenggalek, Ketua dan Sekretaris Banom PCNU Trenggalek, serta Pengurus MWC NU se-Trenggalek yang terdiri dari Rais, Katib, Ketua, dan Sekretaris. Tak hanya itu, Ketua Ranting NU se-Trenggalek juga diharapkan hadir untuk bersama-sama merumuskan arah gerak organisasi menuju masa depan yang lebih baik.

Kepada Tim Media BSA Trenggalek (Jum'at, 11 Juli 2025), Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Trenggalek, melalui Ketua-nya Gus Muh. Izuddin Zakki, memastikan kesiapannya untuk hadir langsung bersama beberapa jajaran Pengurus Harian GP Ansor dalam Muskercab tersebut.

"InsyaAllah kami dari PC GP Ansor Trenggalek siap hadir dan berpartisipasi aktif dalam Muskercab ini. Kegiatan ini adalah momentum strategis bagi seluruh elemen NU untuk memperkuat ukhuwah, memperjelas langkah, dan memastikan program-program organisasi berjalan dengan semangat kebersamaan," ujar Gus Zakki.

Lebih lanjut, Gus Zakki menegaskan bahwa Muskercab merupakan wadah penting untuk memperkuat jam’iyyah (organisasi) dan jama’ah (komunitas) di lingkungan Nahdlatul Ulama.

"NU bukan hanya milik satu atau dua golongan, tapi milik seluruh umat yang mencintai Islam rahmatan lil alamin. Melalui Muskercab, kita bisa memastikan bahwa setiap program dan kebijakan mampu menyentuh dan bermanfaat langsung kepada masyarakat. GP Ansor akan selalu berusaha menjadi bagian aktif dalam setiap gerak langkah NU," imbuhnya.

Muskercab ke-3 PCNU Trenggalek ini diharapkan mampu menjadi ajang untuk memperkuat soliditas organisasi di tengah tantangan zaman, serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk menjawab berbagai persoalan umat, baik dalam bidang dakwah, sosial, pendidikan, maupun pemberdayaan ekonomi.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Kamis, 10 Juli 2025

Sahabat Robby Taufika Tekankan Pentingnya Tertib Organisasi dalam Upgrading dan Rapim GP Ansor Watulimo


Watulimo, 9 Juli 2025 — Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Watulimo menggelar kegiatan Upgrading Organisasi dan Rapat Pimpinan (Rapim) di MI Gemaharjo 2, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan strategis ini diikuti oleh jajaran Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC), Satkoryon Banser, Bidang Kaderisasi, MDS Rijalul Ansor, Pimpinan Ranting GP Ansor, dan Kasatkorkel Banser se-Kecamatan Watulimo.

Hadir sebagai narasumber, Sahabat Robby Taufika, Sekretaris Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Trenggalek, yang memaparkan materi penting tentang Pedoman Konferensi GP Ansor, Tata Kelola Organisasi, Persuratan, dan Akreditasi Organisasi.

Dalam penyampaiannya, Robby Taufika menegaskan bahwa keteraturan administrasi dan tata kelola organisasi yang baik menjadi kunci keberhasilan organisasi di tengah dinamika zaman.

“Organisasi besar itu bukan hanya soal banyaknya anggota, tetapi tentang sejauh mana kita mampu menata administrasi, mematuhi pedoman konferensi, dan menjalankan akreditasi organisasi secara tertib dan profesional,” ujar Robby di hadapan peserta.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pedoman konferensi harus dijadikan pegangan dalam setiap proses pemilihan dan pergantian kepemimpinan di tubuh GP Ansor. Hal ini penting agar organisasi berjalan sesuai aturan main yang telah disepakati bersama.

“Konferensi bukan sekadar agenda formal, melainkan momentum kaderisasi, konsolidasi, dan regenerasi. Semua harus dijalankan dengan prinsip demokratis, akuntabel, dan sesuai dengan AD/ART GP Ansor,” imbuhnya.

Dalam sesi tentang Tata Kelola Organisasi dan Persuratan, Robby Taufika mengingatkan pentingnya menjaga marwah organisasi melalui administrasi yang rapi, surat-menyurat yang resmi, serta pelaporan kegiatan yang terdokumentasi dengan baik.

“Kelemahan di bidang administrasi akan berpengaruh besar pada citra dan kredibilitas organisasi. Oleh karena itu, setiap pengurus harus mampu memahami standar persuratan, pembuatan proposal, dan pelaporan kegiatan sebagai bagian tak terpisahkan dari manajemen organisasi,” jelasnya.

Pada bagian akhir, Robby juga menekankan pentingnya Akreditasi Organisasi sebagai tolok ukur keberlanjutan organisasi. Menurutnya, akreditasi bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk pengakuan terhadap kinerja dan kelayakan organisasi di tingkat pusat.

“PAC, Ranting, maupun Satkoryon yang tidak mengurus akreditasi pada waktunya, perlahan akan kehilangan legalitas dalam struktur organisasi. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” tandasnya.

Kegiatan Upgrading dan Rapim ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta yang sebagian besar adalah pengurus inti di tingkat kecamatan dan desa. Acara ini diharapkan mampu memperkuat soliditas dan memperbaiki manajemen organisasi GP Ansor Watulimo agar semakin responsif terhadap tantangan zaman.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen kuat terhadap organisasi, para peserta menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan ilmu dan arahan yang telah diberikan demi kemajuan GP Ansor dan Nahdlatul Ulama ke depan.



Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Antara Idealisme dan Kesempatan: Mungkinkah Kita Hanya Belum Kebagian


Kerap kali kita mendengar ungkapan atau bahkan meyakini diri sendiri sebagai sosok idealis - orang yang teguh memegang prinsip, cita-cita, dan nilai-nilai luhur yang diyakini benar. Idealisme sering dipersepsikan sebagai benteng terakhir yang membedakan mereka yang ‘berjuang demi nilai’ dengan mereka yang ‘terjerumus dalam pragmatisme’. Namun, pertanyaannya: benarkah kita sungguh-sungguh idealis? Ataukah jangan-jangan kita hanya belum kebagian saja?

Frasa “belum kebagian” di sini merujuk pada kesempatan, kekuasaan, atau bahkan godaan yang memungkinkan seseorang memperdagangkan idealismenya. Banyak contoh di sekitar kita, ketika seseorang yang dulu lantang bersuara tentang keadilan, integritas, dan kebenaran—begitu mendapat posisi atau keuntungan tertentu—perlahan mulai berubah sikap. Seolah-olah idealisme hanya hadir ketika kita tidak memiliki apa-apa untuk dipertahankan.

Inilah jebakan psikologis yang sering tidak disadari: idealisme tanpa ujian nyata hanyalah teori kosong. Orang cenderung merasa “bersih” ketika tidak berada dalam posisi yang memungkinkannya untuk “kotor”. Bahkan dalam studi psikologi sosial, terdapat teori “power corrupts” yang menunjukkan bahwa kekuasaan memiliki kecenderungan untuk mengikis moralitas.

Apakah artinya semua orang bisa tergelincir? Tidak sepenuhnya demikian. Ada individu yang memang mampu menjaga idealisme di tengah badai godaan, tetapi mereka adalah pengecualian yang perlu diperjuangkan, bukan sekadar diasumsikan. Maka, sebelum mengklaim diri sebagai idealis, mungkin lebih bijak jika kita jujur dan bertanya dalam hati: Apakah saya masih akan setia pada nilai-nilai saya jika kesempatan, kekuasaan, dan keuntungan datang menghampiri?

Dengan refleksi ini, kita diingatkan bahwa menjadi idealis bukan hanya soal apa yang kita katakan, tetapi lebih penting lagi adalah apa yang tetap kita lakukan ketika kesempatan kompromi itu datang.


Referensi:

  1. Robert Greene, The 48 Laws of Power, 1998.

  2. George Orwell, Animal Farm, 1945.

  3. Fiske, S. T., & Taylor, S. E. (1991). Social Cognition. McGraw-Hill.

  4. Max Weber, Politics as a Vocation, 1919.



Kontributor : Murdiyanto (Wakil Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:
Mengabdi Tanpa Batas, Berjuang Tanpa Lelah - Jiwa Ansor Menjaga Marwah Nahdlatul Ulama


Pengabdian adalah jalan panjang tanpa pamrih, di mana langkah kaki bukan semata-mata demi pujian, melainkan demi tegaknya nilai kebaikan dan terjaganya warisan perjuangan.


Di Gerakan Pemuda Ansor, setiap Keringat adalah Saksi, setiap Lelah adalah Amal, dan setiap Ikhtiar adalah Bukti Cinta kepada Agama, Bangsa, dan Tanah Air.


Jangan hitung apa yang telah diberikan, tapi hitunglah berapa banyak yang masih bisa diperjuangkan. Karena di medan dakwah dan pengabdian, hanya mereka yang berhati ikhlas dan berjiwa baja yang mampu bertahan.

Teruslah menyalakan Obor Semangat, sebab Ansor bukan hanya Nama, tapi Jiwa yang menanamkan Nilai 'Hubbul Wathan Minal Iman' dalam setiap Denyut Kehidupan

Terjemahkan

Sekolah Administrasi

Trenggalek, 5 Juli 2025 — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrad...

Selamat Datang Sahabat

Arsip Blog

Sahabat Kita